dalam Hujan

angin menyapaku tak bersahabat. tukang koran tidak berjualan hari ini. pohon belimbing di depan kosanku kehilangan sebagian dahannya. aku merasa ada yang tidak beres dengan dunia. duniaku.


rindu itu saat menanti hujan yang tidak tahu kapan datangnya. yang tiba-tiba saja membuat suasana begitu nyaman dengan kedinginan. aku selalu percaya kalau titik-titik yang berjatuhan itu sudah dihitung dengan cermat oleh Pemiliknya.


ada sedikit perasaan yang membuatku kecewa. hujan tidak pernah benar-benar bisa mendekap apa yang aku inginkan. apa yang sebenarnya aku rindukan. bau tanah basah itu, hanya mengingatkanku pada apa yang aku cari. yang membuatku lelah dan ingin beristirahat sejenak. itu sebelah diriku.











aku berjalan sambil memejamkan mata sesekali. menikmati sedikit khayalan tentang apa yang aku rindukan. tapi aku sadar, apa yang sebelah diriku lagi inginkan adalah melupakan.


aku ingin hujan membantuku melupakan apa yang aku rindukan. mengalirkannya lewat rintikan yang jatuh ke tanah dan menguapkannya sesaat kemudian. tidak berbekas lalu menghilang. tanpa harus semua orang tahu, ada yang ingin aku lepaskan.


ketika kerinduan dan rasa ingin melupakan itu hadir di tengah hujan, aku menjadi bodoh. dan apa yang benar-benar aku lakukan hanya menikmatinya. aku menikmati kebodohanku merindukanmu. aku menikmati kebodohanku mendiamkanmu. toh aku masih berjalan meskipun dalam hujan.


1 comments:

Anonymous said...

Aku ingin terus bisa menjagamu
tapi kau mendorongku jatuh
ke lembah yang dalam.
Sedih sekali..
Lalu aku berfikir..Aku bukan siapa-siapa untukmu..
Aku bukan penjagamu..Bukan seseorang yang membuatmu rindu.
Di saat aku jatuh, aku meyakini tidak ada lagi jalan untuk menggapaimu lagi. Tapi aku masih berjalan, melalui mataku yg berkabut air mata aku melihat sebuah jalan.
Jalan. Lalu kutapaki jalan itu. Tapi bukan menujumu.

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir :))