Aku Kehilangan Kamu

Malam ini aku berdoa kepada Tuhan. Sama seperti kemarin. Hanya agar kamu menjadi seperti yang kamu janjikan saat itu.  


Aku kehilangan kamu. Seseorang yang Tuhan yakinkan untuk menemaniku menghabiskan segelas es kopyor. Yang diam-diam aku pelajari. Agar kelak kamu tidak perlu repot-repot pergi ke warung. Hanya untuk mencari minuman kesukaanmu itu. Kata budhe, es kopyor buatanku lumayan. 


Aku kehilangan kamu. Seseorang yang selalu jadi partner memilih-milih batik saat kita pergi ke Solo. Belanja berdua, untuk dipakai berdua. Lalu kamu begitu tega. Membiarkanku sendirian melihat tumpukan baju yang pernah kita kenakan bersama itu. Dan parahnya, sekedar bertanya kabar saja kamu tak bisa melakukannya. 


Aku benar-benar kehilangan kamu. Jika masalahnya adalah bosan, kenapa tak kita mulai saja dari awal. Pura-pura tak saling kenal, lalu sebentar menghindari hingar-bingar. Aku rela kita tak bersama selama beberapa hari. Kamu makan di warung padang. Dan aku makan nasi pecel kesukaanku. Saling introspeksi diri. Berdamai dengan yang kau sebut kebosanan. Lalu kita janjian makan di warung bakso dekat jembatan. Tempat kita pertama kali berkenalan. Lalu aku akan bertanya namamu. Dan kamu bertanya namaku. Dan kamu boleh menggodaku. Dan aku tak akan jemu berdoa pada Tuhan agar kamu jatuh hati lagi padaku.


Dengan begitu kita bisa minum es kopyor lagi bersama. Memilih batik bersama. Dan makan semeja bersama. 






Malam ini aku berdoa kepada Tuhan. Sama seperti kemarin. Saat dimana semua mata tertuju padaku, dan padamu. Hanya agar kamu ingat pernah menjabat tangan ayahku hari itu. Hanya agar kamu mengerti. Sekarang ini, aku tanggung jawabmu. 


Aku kehilangan kamu. Setengah yang menggenapi. Genap yang membuatku berarti. 


Malam ini aku berdoa kepada Tuhan. Sama seperti kemarin. Hanya agar kamu cepat pulang. 



Malam ini aku berdoa kepada Tuhan. Sama seperti kemarin...







Nb: tulisan ini untuk seseorang, semoga diberikan solusi terbaik dari Allah ya, mbak. 

3 comments:

ROe Salampessy said...

foto perahu kertas merah'nya keren..

saya turut meng'amini doanya.. semoga yg dinanti ceat pulang dan bisa bersama lagi nikmati es kopyor buat mba novita. :)

oryzabitha said...

ini bukan pengalaman saya mas. hehe. teman.
but thanks for support. eh tapi saya juga jago bikin es kopyor kok. haha...
#lempar kulit pisang

Ila Rizky said...

"Kau dan aku, sepasang doa yang saling mengamini."

Doakan aja mba biar nyatu lagi, isnyaAllah bisa kalo Allah mau. :)

Jadi inget buku perahu kertasnya Dee...

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir :))