Ketertinggalan

Bismillah.

Siang ini saat menulis lagi di blog, cuaca di tempat saya magang, Pusdiklat BPS RI, masih segar dengan bau gerimis. setelah seminggu lebih saya tidak masuk kantor, saya baru sadar kalau banyak sekali yang saya tinggalkan. Berbeda dengan teman seperjuangan yang magang di BPS Pusat dan di STIS, kegiatan saya dan kami di Pusdiklat sebenarnya bisa dibilang santai. Kami diperbantukan di unit pelaksanaan diklat teknis fungsional (DTF). Tugas kami membuat modul dan video diklat jarak jauh, dan saya kebagian mengerjakan modul eksplorasi data.


Ketertinggalan saya tadi, erat hubungannya dengan cuti 6 hari minggu kemarin. Alhamdulillah, 16 Februari saya resmi menyandang gelar istri dari lelaki bernama Arga Eka Wiratama. Lega sekali rasanya. Setelah sekian lama membeku dalam balok es kebimbangan, akhirnya dengan akad nikah yang berlangsung lancar, semuanya mencair. Persis seperti doa-doa yang selalu saya dan mas panjatkan.





Bicara soal ketertinggalan, sepertinya harus banyak yang saya harus kejar. Maksudnya, untuk diri saya pribadi. Apalagi dengan status saya sekarang, rasanya saya harus mengajukan proposal baru. saya ingin menata hidup dengan lebih baik. Sebagai seorang anak, seorang istri, kakak dari 2 orang adik (sekarang 4 orang), dan saudara bagi orang-orang di sekitar saya. Terus terang, saya ingin menjadi pecinta yang lebih baik. Mencintai mereka yang memberikan saya cinta ataupun yang nasibnya terikat dengan saya meskipun hanya lewat simpati. Saya, yang masih banyak kurang ketimbang lebihnya, ingin mewujudkan mimpi saya sebagai seorang manusia.


Akhir-akhir ini saya banyak meminta pada Allah. Minta ampunan, minta belas kasihan, minta kasih sayang, minta penjagaan, minta ridho dan rahmat. Sebagai manusia, saya punya mimpi untuk menjadi orang yang berhasil, di dunia, di akherat. Karena itu, apa-apa yang ketinggalan dari orang-orang sholeh dan sholehah, yang hanya karena sibuk mengurusi masalah orang lain, ingin sekali saya kejar. Meskipun sebagai hambanya Allah saya sering lupa, tapi hari ini, dengan kerisauan ini, Allah berbaik hati mengingatkan saya lagi.


Saya ingin proposal kehidupan saya di-acc oleh Allah. Saya ingin dipilihkan skenario terbaik versi Allah. Maka, hamba yang sering meminta ini ingin bersungguh-sungguh. Berusaha bersungguh-sungguh dalam mengejar ketertinggalan yang banyak tadi, dengan banyak meminta, dan banyak menerima. Meminta kebaikan dari Allah, menerima segala pemberian dari Allah. InsyaAllah.



Tiap orang melakukan dosa, 
tapi sikap terbaik adalah memuliakan kelanjutan sejarahnya
(Salim A. Fillah) 




pict from http://inertia09.deviantart.com/art/Web-Bokeh-142821602

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir :))