Hidup Berlanjut

Hai.

Hidup berlanjut. Dan disinilah saya sekarang. Terpisah jauh dari suami tercinta, keluarga, dan teman-teman yang saya sayangi. Sambas. Kabupaten kecil di ujung Barat laut pulau kalimantan. Umm... Disini nyaman. Tapi saya masih mencari-cari apa yang kurang. Saya bukan bicara masalah mall, bioskop, atau tempat nongkrong ala ala jakarta atau solo. Saya hanya tidak bisa menemukan tiket kereta jakarta-solo atau jakarta-semarang yang biasa saya pesan tiap saya kangen keluarga. Saya juga tidak bisa menemukan orang-orang yang bisa saya senyumi seenaknya, saya sapa seenaknya, dan saya peluk seenaknya.

Tapi, beginilah halaman yang baru saja saya mulai beberapa minggu. Dan, tentu saja mulai sekarang saya akan banyak mengoceh dan mengomel berbagai hal tentang tempat ini, tentang perasaan saya, dan tentang bagaimana rindunya saya untuk pulang.


Dan pada akhirnya, pulang, akan menjadi satu-satunya alasan saya masih berpetualang.


Jadi, inilah Sambas :))



Tugu ini ada di pintu masuk kecamatan Sambas. Tapi saya belum tahu namanya. Pokoknya dari jauh saya perhatikan, sepertinya ini salah satu icon kecamatan Sambas. Kemudian karena iseng, saya ambil saja fotonya.


Ini foto senja pertama yang saya ambil di Sambas, waktu nyari kos-kosan bareng bang opal dan yoga. Pemandangan sorenya mantaplah kalau dapat kos di sepanjang daerah ini. Tapi, ternyata rumah ibuknya sudah lebih dulu ditempati. Yawis lah.


Kalau ini diambil di depan kantor sehari setelah pulang dari pelatihan di Pontianak. Awannya semacam permen kapas yang di gulung-gulung lalu dibariskan, pas sekali ada di depan mata. Subhanallah.


Langit sore sehabis hujan reda. Umm... Pokoknya nanti kalau suami saya berkunjung kesini, tiap sore saya harus ajak dia putar-putar. Biar dia juga tahu kalau langit di atas sini bukan cuma dekat sekali, indah sekali, tapi juga "sempurna" kalau saya melihat keatas sana sambil kami bertukar canda dan tawa.


Matahari terbenam dari tepi sungai sambas. Baru dua hari yang lalu saya mengambil foto ini. Kalau di kecamatan Sambasnya, ada tempat nongkrong favorit di sepanjang sungai ini. Namanya waterfront. 


 Seringnya, saat duduk di tepi sungai sambil melihat matahari tenggelam, saya diam-diam merapal doa di dalam hati. Doanya macam-macam. Kebanyakan untuk masa depan, sebagian lagi untuk esok hari.

2 comments:

dinar said...

kereeenn.. keep writing bith.. aku menantikan cerita n foto fotomu dari sana. :) *kiss

sherlina halim said...

q1

Post a Comment

Terimakasih sudah mampir :))