Sudah lebih dari 3 tahun, ya buk... Apa pagi masih
sama seperti saat aku masih tinggal di rumah? Seandainya aku lebih cepat dewasa
hari ini, dan ibuk tidak harus membantu bapak di pasar... Seandainya ibuk tidak
perlu bangun jam 3 pagi setiap hari untuk membongkar batuan es yang akan dibawa
bapak ke pasar... Seandainya ibuk adalah ibuk yang duduk manis menanti bapak
setiap pulang dari pasar... ah sudahlah. Bukankan memang itu pengabdian yang
ibuk berikan untuk bapak, dan kami. Pengabdian demi cinta yang ibuk sebut “keluarga”.
Bapak berwiraswasta di salah satu pasar di Solo.
Penggilingan daging. Tidak besar, tapi cukup untuk membuat tiga anak ibuku
memiliki pipi yang tembem, dan masa kecil yang bahagia. Usaha bapak dimulai
sejak anak pertama masih balita, aku. Dan sampai hari ini, bapak dan ibuk masih
setia pada tempat itu. Menjemput rezeki.
Kami keluarga sederhana. Bapak dan ibuk hanya punya
ijasah SMA. Kuliah bapak tidak tamat kuliah karena bayi yang dikandung istrinya
lebih membutuhkan perhatian daripada tumpukan buku pelajaran. Bapak memutuskan
bekerja. Masih serabutan, sampai akhirnya bisa mulai membuka jasa penggilingan
daging. Ibuk setia mendampinginya.
Mempunyai 3 orang anak. Beberapa tahun yang lalu, ibuk masih bersikeras mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian, selain tetap membantu bapak kerja di pasar. Beberapa kali bapak marah-marah. Maksudnya, agar pekerjaan cuci, beres-beres, dan membersihkan rumah dikerjakan orang lain saja. Sering sekali ibuk sakit karena kecapekan. Kepayahan.
Mempunyai 3 orang anak. Beberapa tahun yang lalu, ibuk masih bersikeras mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian, selain tetap membantu bapak kerja di pasar. Beberapa kali bapak marah-marah. Maksudnya, agar pekerjaan cuci, beres-beres, dan membersihkan rumah dikerjakan orang lain saja. Sering sekali ibuk sakit karena kecapekan. Kepayahan.
Anak pertama bandel sekali. Bukannya fokus sekolah,
malah ikut organisasi ini-itu. Jarang berprestasi. Tapi sedikit beruntung, kata
ibuk. Anak kedua pendiam di sekolah. Berprestasi, dan pemarah. Anak ketiga,
bandel. Tidak pernah mau makan sayur. Kadang, ibuk yang sering disalahkan bapak
karena hal itu.
Pernah suatu kali aku membuat ibuk sangat marah. Sampai
menangis. Sering malah. Sampai sudah di Jakarta pun, anak tidak tahu
terimakasih ini kadang masih bisa-bisanya membuat ibuk kecewa. #Memangnya kamu
lahir dari batu?
Ya Rabbi, Tuhanku Yang Maha Tahu, maafkan aku.
Sungguh, ia wanita yang paling aku sayangi. Jika kemarin ada yang membuatnya
bersedih, aku mohon berikan hari ini kebahagiaan sebagai gantinya. Jika kemarin
banyak kekecewaan yang membuat beban hidupnya semakin berat, aku mohon berikan
hari ini keikhlasan hati sebagai gantinya. Aku mohon, sayangilah wanita yang
setiap hari diam-diam mengirimkan deretan doa untuk bapak, untukku, dan kedua
adikku. Berikanlah ia kebahagiaan di dunia ini, dan suatu saat nanti di tempat
yang jauh lebih baik dari dunia ini. Agar ia tak perlu lagi bangun jam 3 pagi,
letih bekerja di pasar, dan lelah karena hidup. Engkau Maha Mendengar, Maha
Mencintai dan Memelihara, aku mohon, kabulkanlah doaku.
Ibuk, maafin Ita ya... Seandainya bisa setiap hari
dimarahi ibuk, tak apa. Asal ibuk selalu sehat. Buk, masih ingat waktu vespa
bapak mogok waktu aku mau berangkat sekolah pas SD? Waktu itu ibuk mengayuhkan
sepeda federal untuk mengantarkanku ke sekolah. Tidak ada boncengan sepeda, aku
duduk pas di belakang stang, di depan ibuk. Ah. Harusnya aku tidak semanja itu. Ibuk jadi
capek. Maaf ya buk.
Oia, maaf juga karena tidak bisa masuk SMP 4... tapi
SMP 3 juga bagus kok. Buktinya Ita bisa masuk SMA 3. Masuk IPA seperti yang
ibuk pengeni. Sayangnya Ita nggak pernah bisa dapet ranking. Maaf ya buk.
Ibuk, maafin juga karena Ita nggak bisa masuk ke
kedokteran. 2 tahun masih belum cukup ternyata. Ita benar-benar minta maaf.
Padahal Ita tahu, ibuk pengeeeen banget liat anaknya jadi dokter. Maaf ya buk. Tapi, setahun lagi Ita akan buktikan. Kalau bapak
dan ibuk bisa tersenyum liat Ita pakai toga. Bulan Oktober tahun depan. Ita
janji, sekeluarga akan berkereta ke Jakarta, dan Ita wisuda.
Buk, meskipun Ita nggak bisa jadi dokter, tapi Kiki
bisa, kan? Ibuk tahu nggak? Allah sayang ibuk. Allah sayang bapak, sayang Ita,
sayang Kiki, sayang dek Ela. Allah sayang keluarga kita.
Ibuk, Ita sayaaang banget sama ibuk.
1 comments:
jadi ingat ibu juga :')
kak ita semangat yaa ^^,
Post a Comment
Terimakasih sudah mampir :))