Hai Novita. Semoga hari ini apa-apa yang kamu khawatirkan hilang di udara. Terangkat begitu saja seperti kapas diayun angin. Semoga tak lagi meninggalkan rasa kesedihan di hatimu. Tak perlu harus menuruti ini itu dari sekitarmu. Cukup kamu. Dan apa yang kamu yakini. Kamu boleh egois. Apa yang kamu usahakan untuk mereka sudah seperti yang seharusnya. Pergilah jika memang kamu ingin pergi. Tinggalah jika memang kamu masih mau tinggal.
Rindu
Apa kamu pernah merasa rindu yang meskipun menangis sejadi-jadinya pun rasanya tidak pernah bisa selesai? Apa kamu pernah merasa rindu yang ingin segera kamu pulangkan tapi waktu menyuruhmu tetap berdamai dengan hati? Apa kamu pernah merasa rindu yang membuatmu merasa kesepian di tengah keramaian? Apa kamu pernah merasa rindu yang bahkan dengan lari pagi pun, dengan berjalan sendiri pun, dengan mendengarkan musik pun, dengan melihat fotonya pun, membuatmu seperti minum air asin?
Hidup Berlanjut
Hai.
Hidup berlanjut. Dan disinilah saya sekarang. Terpisah jauh dari suami tercinta, keluarga, dan teman-teman yang saya sayangi. Sambas. Kabupaten kecil di ujung Barat laut pulau kalimantan. Umm... Disini nyaman. Tapi saya masih mencari-cari apa yang kurang. Saya bukan bicara masalah mall, bioskop, atau tempat nongkrong ala ala jakarta atau solo. Saya hanya tidak bisa menemukan tiket kereta jakarta-solo atau jakarta-semarang yang biasa saya pesan tiap saya kangen keluarga. Saya juga tidak bisa menemukan orang-orang yang bisa saya senyumi seenaknya, saya sapa seenaknya, dan saya peluk seenaknya.
Tapi, beginilah halaman yang baru saja saya mulai beberapa minggu.
Dan, tentu saja mulai sekarang saya akan banyak mengoceh dan mengomel berbagai hal tentang tempat ini, tentang perasaan saya, dan tentang bagaimana rindunya saya untuk pulang.
Jadi, inilah Sambas :))
Ini foto senja pertama yang saya ambil di Sambas, waktu nyari kos-kosan bareng bang opal dan yoga. Pemandangan sorenya mantaplah kalau dapat kos di sepanjang daerah ini. Tapi, ternyata rumah ibuknya sudah lebih dulu ditempati. Yawis lah.
Kalau ini diambil di depan kantor sehari setelah pulang dari pelatihan di Pontianak. Awannya semacam permen kapas yang di gulung-gulung lalu dibariskan, pas sekali ada di depan mata. Subhanallah.
Langit sore sehabis hujan reda. Umm... Pokoknya nanti kalau suami saya berkunjung kesini, tiap sore saya harus ajak dia putar-putar. Biar dia juga tahu kalau langit di atas sini bukan cuma dekat sekali, indah sekali, tapi juga "sempurna" kalau saya melihat keatas sana sambil kami bertukar canda dan tawa.
Selamat Satu Tahun, Kita :')
Bismillah.
Jadi, udah setahun ya kita. Hohoho. Seneeeeng banget alhamdulillah. Bisa melalui setiap tahap berumah tangga bersama kamu rasanya campur-campur namun masih dengan kesimpulan yang sama. Bahagia.
Pengen cerita banyak, tapi nggak tahu mesti mulai dari mana. Jelasnya, aku cuma pengen berterima kasih sama Allah yang udah sayaaang banget sama kita sekeluarga. Terima kasih karena telah mempertemukan kita, mempertemukanku dengan keluarga baru yang begitu sederhana namun luar biasa, mempertemukan rindu yang menumpuk tiap dua tiga minggu dan membuatnya menumpuk lagi, aaaakk pokoknya terimakasih Ya Robbi.
Hohoho... Iseng bikin video ini di kantor. Semoga akan ada tahun kedua, ketiga, kelima, dua puluh tiga, lima puluh, tujuh puluh, sembilan puluh, dan selanjutnya.
Dan, setahun ini dirayakan dengan pesta kecil kita. Terimakasih buat kejutannya sayang... *nangis* Terimakasih untuk doa-doa dalam lipatan bangaunya *nangis lagi*. Semoga semua dikabulkan dan diridhoi Allah, serta semoga kita diberi kemampuan untuk menjemput keridhoan itu.
Terimakasih juga untuk kado kecilnya *shock* *tambah nangis*
*kisskiss*