Bikin Prol Tape dan Nastar, ahahaii
Mbak Er
Teringat beberapa bulan lalu. Hampir setiap hari ketemu sama mbak Er buat suatu urusan. lagi-lagi, demi mengharap ridha-Nya. Belajar.
Oia, kembali ke sms ya. Isinya singkat dan sederhana, tapi sarat doa. Aku selalu suka yang sederhana.
Amiin. Mbak Er juga ya. Semoga nanti kita bertemu di tempat yang lebih baik.
Hmm. Mbak Er udah tingkat empat nih. Udah mau lulus bulan September depan. Mungkin setelah ini akan susah ketemu, dengerin nasehat-nasehat yang menenangkan hati, g bisa belajar dengan suasana kekeluargaan yang menyenangkan. Ditempatkan dimanapun nantinya, smangat ya mbak Er. Semoga Allah selalu sayang sama mbak Er yaa.
Hapuslah Air Mata di Pipi, Hilangkan Lara di Hati
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan.
Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.
Duhai...
Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga ketaatan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya? Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?
Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.
Duhai ukhti sholehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.
Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti. Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.
Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.
Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.
Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.
Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.
Semoga. Wallahua'lam bi shawab.
from : *MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Penulis: Abu Aufa
Catatan: Tulisan ini adalah hasil editing dari tulisan lamanya Abu Aufa yang berjudul Usah Kau Lara Sendiri.
Kenapa Aku Diuji??
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)." Surah Al-Imran ayat 200
"Dan mintalah pertolongan(kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" Surah Al-Baqarah ayat 45
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka... Surah At-Taubah ayat 111
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain diriNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal." Surah At-Taubah ayat 129
"... ..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." Surah Yusuf ayat 12
Dan apabila kamu diberikan penghormatan dengan sesuatu ucapan hormat seperti memberi salam), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah dia (dengan cara yang sama).Sesungguhnya Allah sentiasa menghitung tiap-tiap sesuatu. Surah An-Nisaa' ayat 86
From : Abu Ibni Ummihi
Superman
Jum'at Fajar
***
Life is Calling.. How Far will You Go?
Jika aku boleh memilih, aku ingin kuliah di fakultas kedokteran universitas tempat kelahiranku. Makan siang di rumah dan bolak-balik ke kampus naik motor biru kesayanganku, atau nongkrong sama teman-teman di warung nasi belakang kampus, bertukar cerita tentang praktikum field lab, paper-paper tentang penyakit, sampai bergosip tentang kakak tingkat yang ini dan yang itu, tidur di kasur kamarku, dan mencium tangan ibuk setiap mau berangkat kuliah. Mungkin dengan begitu aku akan bahagia. Mungkin orang tuaku juga ikut bahagia. Mungkin akan ada banyak kebanggaan disana. Mungkin. ^^
Dua tahun yang lalu resminya, aku mulai berkenalan dengan sebuah kota, dan bermacam-macam kebiasaan baru yang harus aku jalani. Satu rumah dengan orang-orang asing, berjalan dengan bingung karena g tahu mau makan apa dan beli di warung sebelah mana. Belum lagi stress yang sering menyerang akibat macet yang bikin jarak tempuh pendek jadi berjam-jam. Mendalami pelajaran hitung menghitung yang kadang kelewat ruwet dan bikin aku pegel-pegel bin encok. Berpisah dengan orang tua, adek-adek, orang-orang yang biasa ditemui setiap hari dan kenyataan mereka berada jauh di tempat yang berbeda.
Apakah aku sedih dengan semua ini? Ya. Aku sedih. Siapa yang tidak sedih menerima kenyataan bahwa apa yang diusahakan tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Tapi bukankah kesedihan datang bersama dengan kebahagiaan. Yang aku sebutkan diatas adalah kesedihan, versiku tentunya. Dan aku yakin semua orang memiliki kesedihannya masing-masing, dengan bentuk yang bermacam-macam.
Anehnya, aku mulai menikmati suasana ini. Keramaian asing membuatku lebih mempercayai diriku sendiri. Aku terbiasa menghadapi kemacetan parah yang bikin aku pusing keliling-keliling, toh pada akhirnya aku akan tidur di kasur yang empuk begitu aku sampai di kost. Aku bertemu dengan orang-orang baru dan teman-teman yang membawaku lebih dekat dengan Rabbku (ini yang paling aku syukuri). Kadang aku dibuat kesal dengan orang-orang egois yang memikirkan diri sendiri, tapi aku g membayangkan dunia ini tanpa orang-orang seperti mereka. Dan rasa kangen yang bertumpuk-tumpuk akan terbayar lunas plus kembaliannya saat aku bertemu dengan keluarga tercinta begitu aku beristirahat dari rutinitas ini. Kalau g tiga bulan sekali, satu semester sekali pun lumayan.
Berita baiknya, aku takut jarum suntik. Ternyata aku takut juga sama orang yang berdarah-darah. Kalau menjadi seorang dokter berarti menjadi pembaca dan penghafal yang baik, aku g tahu gimana aku belajar sementara aku bukan pembaca yang setia. Belum lagi menghafal ribuan nama-nama asing, penyakit-penyakit, dan macam-macam obat yang akan dipraktekkan pada manusia. Untungnya sekarang ini pelajaranku cuma ngitung angka satu sampai sepuluh aja. Wkwk.
Dengan begini aku tahu bahwa semua hal yang kurang baik akan baik, paling tidak biasa saja pada akhirnya, jika ditanggapi dengan berlapang hati. Kuncinya adalah bersyukur dan aku berusaha bersyukur setiap saat pada Rabbku. Dan yang membuatku lebih bahagia daripada sebelumnya adalah ketika ibuk berkata, “Bapak dan Ibuk tidak tahu harus berterimakasih seperti apa sama Gusti Allah kamu kuliah disana, nduk..”
Jika aku dianggap sok tahu, maka inilah aku. Aku sering menimbang-nimbang antara usaha yang ku lakukan dengan apa yang seharusnya aku dapatkan. Boleh orang mengatakan bahwa apa yang kita tanam adalah apa yang kita petik. Aku juga setuju. Tapi dalam ilmu statistik saja tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini. Apalagi soal kehidupan. Ada yang Maha Membolak-balikkan segala sesuatunya. Sekali lagi, aku selalu berusaha bersyukur. How far will you go bukan semata-mata masalah jarak, adalah usaha kita, adalah hati kita.
Hidup adalah sebuah perjalanan. Kita harus terus melangkah karena jalan yang harus dilewati masih panjang. Lelah itu biasa dan beristirahat sejenak bukan tidak boleh. Kita g pernah tahu esok hari akan berada dimana, bertemu dengan siapa, dan dengan keadaan yang seperti apa. Berusaha yang terbaik untuk hari ini karena besok adalah rahasia.
Argh!!!
apakah jatuh. apakah jatuh cinta.
argh, dengan kamu keduanya sama saja.
Bersuara dengan Pena
Baca Selengkapnya...
Status Update Ujian MPC
Nah, disini menariknya. Karena aku salah satu warga aktif di facebook, sebuah ide muncul menjelang ujian metode Penarikan Contoh a.k.a MPC ini diadakan. Malam sebelum ujian, aku ngumpulin beberapa curhatan teman-teman berupa status di facebook. Hiahaha.. just for fun. Apalagi statusnya lucu-lucu dan menyeramkan. Daripada g diabadikan sama sekali. Lagipula, selama dua semester menghadapi mata kuliah ini, status-status di facebook selalu bikin nyengir.. ^^
__mereka yang bersemangat__
*si L: Jadikan blajar selezat coklat,, hemm, enaak,, :9 ga kerasa wktu cpat blalu,, ikhtiyar n doa hrz seimbang.. :)
__begadang ni yee__
*si Y: Rabb,bla mmg q blm bs mmnuhi hak2 jasmani bdanq,q mhon ampunan-MU, nmun hmb mhon,izinkn hmb bljar MPC mlm ni...T_T
*si M: Gaweane wayangan ki gek piyeee.... =P
*si H: Tengah malam sudah... Tp, MPC nya tetep minta perhatian terus nich... OK, dgn diiringi lagu2 penyemangat dari shouhar & izzis (biar g ngantuk mksudnya ).. Sekuat tenaga mari berikan perhatian lebih ke MPC malam ini dan besok .... *Status ini dibuat dalam keadaan stngah mabok rumus mpc* mav, kalo menggangu...
__ada yang masak juga__
*si E: Ngg0reng rumus njuk bar kui dsambel..
__butuh pertolongan__
*si D: Aduh... Gara2 MPC kepalaku mules, perutku pusing, mataku laper, leherku haus. Ahh.! Kapan semua ini berakhir. Wes geje iki...
*si I: hufffttt pengen teriiaaaakkkkk,, saaaayyaaaaaaaaaaaaaaaa down
__teteup__
*si K: pacarq penyemangatku... semangat semangat semangaaatt.. ^,^
__ada yang pusing beneran kayaknya__
*si R: "........An important application of Multi phase sampling is the use of information obtained at the first phase as supplementary information to provide more accurate estimates( by the method of regression or ratio), of the mean, totals, etc., of variates obtained only in the second phase"[UN,1950]....(SLIDE MPC)...
__udah beneran gila__
*si I: TUHAN TOLONG SAYA MENGHADAPI MONSTER MPC ,, gw gilaaaa
__si R update status lagi__
* now playing..RHOMA IRAMA "BEGADANG"...mbuahahah,,,,,,
__ada yang jadian juga ternyata, ckckck__
*si EY: is no longer listed as single. E** *ul**** H. S****** is in a relationship with Metode Penarikan Contoh II now! >,<
__dan menjelang pagi__
*si M: Eh..ud pagi.. Mata ud ky ditonjok aja....
*si D: Dan akhirnya saya pun tumbang dg materi mpc yg msh mengambang dan berlari2 d otak saya..Ckckck
Hmmh.. dan 2 x 120 menit dalam sehari ujian bikin kita capek luar dalam.
__setelah ujian, ada lagi yang update status__
*si HT: pusink berat..
Begitulah. Hmm. Aku sendiri g update status malam itu. Takut terlalu heboh, trus jadi gempar. Wkwkwk.. intinya adalah, encok, eh salah, intinya adalah kerja keras. G siap seperti apapun aku, begitu baca status mereka, jadi semakin termotivasi. Mengeluh itu kan biasa, namanya juga manusia. Iya kan??!! G nyerah buar berusaha dan g lelah buat berdoa.
__kalau aku update status waktu itu__
* ketiduran (-__-)
Dasaaarr!!
Gerimis, Abi, dan Aku
Aku melihat langit mendung. Sengaja menarik nafas lebih panjang dari sebelumnya.
“Waktu pertama kali kita ketemu juga ya, Tan? Tiba-tiba aja ketemu kamu di Shelter Matraman. Habis turun bareng dari Busway, eh pas mau jalan lagi ternyata malah hujan deres banget. Kamu tahu g, Tan? Waktu itu.. aku ketemu cinta...” Abi mengenang masa pertama kali dia bertemu denganku.
Suasana ini. Gerimis ini. Aku suka. Sedikit terlintas bayangan seseorang yang membuat jantungku berdegup kencang. Dan dihadapan Abi, aku cuma bisa diam. Dengan begini akan jauh lebih baik. Daripada memancing pembicaraan yang akan menyulitkan diriku sendiri.
“Aku mau kamu menungguku”, Abi tiba-tiba menembakkan kata-katanya. Tanpa basa-basi.
“Aku butuh sedikit waktu untuk membuktikan diri. Setelah itu, aku mau bener-bener serius sama kamu..”
Rintik yang jatuh di tanah semakin lama semakin rapat aku lihat. Hampir tidak menyisakan ruang kering lagi.
“Bi, aku g bisa janji apa-apa ke kamu. Aku g tahu besok akan ketemu siapa. Kamu juga g tahu kan Bi bakal ketemu sama siapa? Janji cuma akan menciptakan simpul ruwet yang g tahu bisa kita urai atau g di kemudian hari. Dan aku sudah lelah menghadapi simpul... ”
Hatiku memang menanti gerimis. Tapi bukan ini. Maafkan aku, Abi...
Aku Punya Cerita
Sepenggal ini membuatku bahagia...