Tidak mau mengecewakan siapapun saat ini. Hanya mau berusaha sebaik-baiknya. Saya sadar, kepercayaan itu mahal. Dan hal itu yang sedang saya bangun. Tidak bisa apatis begitu saja. Memang ada yang perlu dikorbankan. Dan saya pastikan itu adalah keegoisan dalam diri saya sendiri. Semua ini biarlah menjadi cambuk agar bisa belajar lebih keras. Beradaptasi dengan sistem yang akan menemani saya sampai saya dinyatakan pensiun dari kehidupan. Jalan yang mesti dilalui sebagai tasbih-tasbih pada-Nya. Berharap di setiap langkah ada ridha yang terselip meskipun saya yang terlalu bodoh ini tidak menyadarinya.
Smangat Nob!
Only Human
Is Always...
aku masih menulis dimana saja. masih. kadang terlalu sedih merasakan ini sendirian. banyak bait lagu yang aku lewati dengan pertanyaan. padahal aku sadar, jawaban yang ku dapat hanya dari keegoisanku menerjemahkan pertanyaanku sendiri. di saat seperti ini, apa yang aku butuhkan adalah berjalan. kemana saja. berharap bisa lupa tapi sialnya malah menemukanmu di setiap sudutnya. Tuhan masih ingin memberitahukanku sebuah rahasia. aku tahu.
Topik PKL
Kalau lagi ngomongin ini, rasa-rasanya warga kampus saya yang punya pangkat strip tiga agak sensitif. Yaa, saya maklum. Terombang-ambing dengan berbagai isu topik PKL mulai dari Lombok, Bali, Madura, Kalimantan Timur, Jawa Timur, de el el. Wacana tentang kerawanan pangan, jembatan Suramadu, gizi buruk balita, pariwisata, de ka ka juga jadi isu utama. Dan jika menanyakan masalah topik ini dua hari yang lalu pada mereka, jawabannya kurang lebih sama. Awalnya jawab "nggak tahu" trus "belum ada keputusan dari kampus tuh.." atau "belum fix dari tim topik" sampai pada "gimana sih nih PKLnya, milih topik aja lamaaaaa!!! maleeeeess!!!" lebih parah lagi "g usah PKL aja!! ribet!!!" Yap. Dan dari berbagai jawaban tadi, makin hari makin mengarah pada kebosanan yang berbau emosi *saya juga merasakan hal yang sama kog temanz.. :D hehehe...
Lalu tepatnya hari Kamis, 16 Desember ada sms yang entah nyasar atau tidak, menitahkan agar saya ikut rapat tim topik masalah status gizi balita. Baiklah. Saatnya memberikan kontribusi. Awalnya saya ragu dan canggung. Orang-orang yang terlibat di tim ini semuanya "serem-serem". Hadeeeh, bukan mereka kaya' hantu atau gimana. Tapi predikat orang-orang ber-IP tinggi melekat erat pada mereka. *dalam hati menangis, nasib mahasiswa IP pas-pasan.
Diskusi yang alot dan memakan banyak waktu. Judul rapatnya adalah "till drop". Begitulah kami mengistilahkannya, pulang jam setengah satu malam. Dan selama dua hari terus ngebut mencari berbagai bahan pendukung presentasi tim gizi ke Ketua STIS dan para dosen.
Kalau di sayap kanan ada tim status gizi balita, di sisi lain ada tim perikanan. Mereka juga adalah 13 orang yang memperjuangkan topik Kajian Sosial Ekonomi Buruh Penangkapan Ikan di Jawa Timur. Sebenernya saingan sama Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Daerah Tapal Kuda, tapi itulah dua topik yang mesti diperjuangkan di presentasi hari Seninnya.
Okelah, hari Sabtu kedua tim siap dengan topik masing-masing. Banyak pemantapan di sana sini. dan hari Minggu waktunya kedua tim bertemu untuk memaparkan hasil rapat "till drop" yang sudah dilaksanakan. Presentasi di depan Ketua STIS dan para dosen akan berlangsung hari Senin. Kami berharap akan ada salah satu topik yang benar-benar terpilih untuk selanjutnya dibawa ke BPS Pusat sebagai presentasi akhir.
Rapat dibuka langsung oleh Ketua STIS. Dan yang bikin kaget, si bapak langsung bertanya, "Topik yang kalian pilih yang mana?" Jiaaaaaah.. Kita yang berharap menemulan jalan terang setelah presentasi di depan mereka, malah jadi kelimpungan sendiri. Gimana ini? Kitanya juga masih bingung, berharap Bapak dan Ibu bisa ngasih pertimbangan yang condong ke salah satu topik. Eeeee, malah. Tapi ya sudahlah. Kita menjelaskan kelebihan dan kekurangannya. Dan saat salah satu dosen bilang "kalau topiknya diganti yang lain gimana? yang kira-kira lebih mudah dan bermanfaat?" lalu tiba-tiba saja tercetus kalimat "kalau melihat dampak jembatan Suramadu buat masyarakat Madura.... blaa... bla...." dan kalimat selanjutnya... seterusnya... oleh para dosen.
Pasti kalian tahu arah pembicaraan saya. Dan rapat berakhir pada dipilihnya hasil voting 10 mahasiswa merana tadi. Dengan hasil memenangkan topik "Dampak Jembatan Suramadu terhadap kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga di Madura". Surprizeeeee!!!! ^^
Pelajaran dua hari dengan judul "till drop" itu adalah : begadang jangan begadang -___-
Kejutannya belum selesai lho. Ternyata jam tiga sore, di hari yang sama, akan ada presentasi topik PKL angkatan 50 di depan Kepala BPS RI. Hah hah hah. T.T Dengan waktu kurang dari dua jam terhitung berakhirnya rapat (presentasi yang g jadi) di STIS, kami segera bergerak. Bermodal laptop, modem, wifi kampus, kemampuan mengarang indah (g semua yang lo denger itu bener, hehe), dan segenap doa, tepat jam tiga sore akhirnya selesai juga. 90 menit waktu yang benar-benar dipakai. Dan topik inilah yang akan menentukan nasib PKL 50 STIS.
Hari senin malam, sudah ada keputusan. 6 orang yang berangkat presentasi ke BPS Pusat telah membuahkan hasil. Topik fix PKL sudah didapatkan dan disetujui.
Judulnya "Dampak Jembatan Suramadu terhadap kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga di Kabupaten Bangkalan"
Last but not least, terimakasih karena telah melibatkan saya dalam diskusi hebat ini. Kalian orang-orang pandai yang menyenangkan. Saya banyak belajar. ^^
Smangat sukses ^^b
Perjalanan dengan Kereta
Saluuut bangeeet. Itulah kenapa saya memilih kereta ekonomi saat ini. Banyak belajar. Dan murah meriah. :D
Berangkat dari Jakarta hampir jam setengah lima sore, keretanya terlambat. Dan siapa bilang Jakarta-Solo itu jauh? Hehe.. Semalaman saja saya udah bisa senyam-senyum begitu turun dari kereta. Kepulangan saya kali ini sengaja tidak memberitahu bapak dan ibuk. Wanna make them surprised ^^ Tapi akhirnya kelimpungan juga nyari angkutan buat pulang ke rumah. Alhasil telpon si Kiki yang masih ngantuk padahal udah jam lima pagi.
Saya akhirnya pulang. Menemui orang-orang yang saya sayangi. Ibuk, bapak, Kiki, dan dek Ela. Terlalu banyak yang membuat saya lelah di kota itu. Saya rindu kota ini dan orang-orang yang membuat saya merasa tenang. Akan menikmati dua hari ke depan bersama mereka. \^-^/
Entahlah
Hidup terlalu rumit saat ini. saya sedang mencari pijakan yang selicin apapun harus saya pilih. Hanya agar saya bisa bertahan. Tidak hanyut, lalu tenggelam. Maksimal sedikit terpeleset. Lalu saya akan menangis. Jadi punya alasan untuk mengeluarkan benda aneh itu. Yang sebenarnya menurut saya tidak harus ada alasan untuk dikeluarkan.
Saya tidak akan bertanya kenapa. Karena pertanyaan itu akan saya simpan untuk sesi selanjutnya. Kali ini saya hanya ingin diam. Saya pikir kita sudah dewasa dan apa yang kita lakukan ini seperti anak kecil. This quite moment. Kata mereka orang dewasa menyelesaikan masalah dengan berbicara. Saya tetap bingung. Entahlah. Dengan begini saya akan punya alasan joging pagi-pagi sendirian. Menakar pagi lalu menyimpannya untuk ditukar dengan sepi.