Oktober-Maret

***
ini bulan oktober. mulai tanggal 6, aku resmi jadi pengangguran. ups. calon pns tepatnya. ya. sebuah janji dari kampus tempatku berkuliah. harusnya bulan ini juga aku mulai magang. menjalani hari-hari mondar-mandir otista-budi utomo. bangun pagi, berdesakan di transjakarta, jadi anak magang baru di kantor, pulang sore, dkk. sibuk bergosip tentang penempatan dan kapan waktunya, upload foto kegiatan dikantor, dkk. tapi itu semua cuma angan saja. karena satu hal dan lainnya, acara magang dst buat angkatanku belum ada kepastian. september kemarin sangat melelahkan, banyak hal yang harus diperjuangkan. sidang skripsi dan revisi plus cobaan saat pengumpulan draft skripsi. semuanya datang bertubi-tubi.


apa kupu-kupu di perutmu masih seberisik dulu? aku kangen kamu.

***


itu postingan saya bulan oktober lalu. masih dalam bentuk draft ternyata. saya publish sekarang aja yaaa. wkwk. plus tambahannya :)


sekarang bulan maret. saya sudah mulai magang. tapi bukan otista-budi utomo yang saya lewati, melainkan otista-jagakarsa. saya juga bangun pagi. tapi bukan jam 5 seperti bayangan ketika akan magang di BPS pusat, melainkan jam 3.30 karena harus memasak, mencuci, dan bangun dengan bahagia untuk seseorang. tiap pagi saya juga berdesakan, tapi bukan di trans jakarta, melainkan di kereta ekonomi, angkot 44, dan angkot 16. soal gosip penempatan, saya tidak mau lagi menganggapnya gosip. saya yakin instansi tempat saya bernaung akan mengusahakan yang secepatnya, sebaik-baiknya untuk angkatan saya, sama seperti apa yang mereka usahakan untuk kakak kelas kami. kalau september melelahkan, maka februari-maret adalah bulan yang membahagiakan untuk saya. bagaimana berganti peran dari pengangguran menjadi pekerja, bagaimana berganti status dari singgel ke dobel :) ops.


apa kupu-kupu di perutmu masih seberisik dulu? aku sayang kamu.








Baca Selengkapnya...

Prasangka

Bismillah. 


Jumat yang sepi. Dengan setumpuk prasangka yang datang dan tidak selesai-selesai dan... perasaan kangen kamu. Sudah saya bilang, saya lelah. Dan akan saya terima apapun yang datang kepada saya dengan rasa syukur. Termasuk setumpuk prasangka itu. Saya lelah menjelaskan. Saya lelah tidak bisa dewasa. Saya lelah menghadapi orang yang kelelahan juga. 


...ingin sekarang juga saya membeli tiket kereta kelas apapun ke arah stasiun kalibata. lalu naik 06 dengan bayar 5x lipat agar bisa segera mengantarkan saya ke depan kampus. lalu ingin berlari sekencangnya saya ke arah flat kita yang 2x3 itu... menemuimu, memelukmu, menangis sekencangnya di pundakmu,... pulang.


Kata orang, dewasa itu tidak mempermasalahkan hal remeh. Dewasa itu, tidak menganggap dirinya yang paling benar dan bisa menghargai perasaan orang lain, merasakan apa yang mereka juga rasakan. Seandainya mereka tahu, saya sedang sungguh-sungguh belajar menjadi dewasa. Seandainya mereka mau sedikit tahu, orang dengan setumpuk prasangka dari kalian ini sedang terus berdoa untuk keutuhan persahabatannya.




Baca Selengkapnya...

Kota Tua

Bismillah.



Hai. Rabu siang yang panasss. weekend kemarin saya lagi-lagi ke kota tua. Nggak tau kenapa ya, meskipun hawa Jakarta lagi menyengat-menyengatnya, saya teteup pengen kesana. Kali ini sama si hubby. Dulu, kami pernah kesana juga, tapi salah waktu karena kami datang sore hari menjelang malam minggu. Yang ada cuma nonton orang-orang pada nggelar dagangannya di tengah lapangan depan museum Fatahilah. Crowdednya minta ampun.


Jadi, karena saya udah mulai kerja dan karena weekend sama hubby cepat atau lambat akan berakhir (sebelum dia penempatan) jadi kami memutuskan buat dateng ke tempat-tempat seru di Jakarta. Yah, meskipun ada dia aja udah seru, tapi ya bosen juga kalau cuma di rumah dengan dia yang asik baca dan saya yang asik ngebabu. Daaan, destinasi kami jatuh pada kota tua.


Jam sembilan kami berangkat dari flat kami. Karena si tigi (motor dia) sementara pulang kampung dulu, maka kami naik kereta ke stasiun Jakarta kota. Setelah sampai disana, kami sempat bernarsis ria di stasiun. Nggak tau kenapa, menurut saya stasiun itu salah satu tempat romantis. Alasannya simpel, karena kursi duduknya, pilar peronnya, relnya, sepi-dan-ramenya, juga ada saya di sudut-sudutnya.










Nah, begitu keluar dari stasiun, kami masuk ke museum bank indonesia. Pertama kali ke tempat ini kira-kira tiga tahun lalu, sama dua sahabat saya. Banyak yang nggak berubah, kecuali mainan tangkap-tangkap koin pake bayangan, sekarang udah nggak ada. Ini dokumentasi di museum bank indonesia. Hahaha. Rada nggak layak publish untuk artikel jalan-jalan, tapi buat tulisan pribadi sih, nggak papa lah.


































Seru-seruan kami pindah ke kota tuanya. Karena panasnya udah nggak pake kompromi-kompromian, kami nggak seaktif waktu di museum yang adem dan dingin. So, nurutin saya yang lagi ngidam (entah ngidam buat siapa, wkwk) akhirnya dia mau juga naik sepeda onthel. Tadinya dia nggak mau, katanya panasss. Tapi, rayuan maut saya mempan juga akhirnya. Hehehehe.



 















Baca Selengkapnya...

Ngelamar (?)

3 Februari 2012


Semalam kita bertengkar lagi. Yang ini entah karena apa. Aku lupa. Yang jelas, bukan karena kamu biasa saja di malam menjelang ulang kelahiranku. Dalam ponselku, ada beberapa kata-kata yang sengaja aku kirimkan untuk membuatmu marah. Aku menganggap ini sebagai ekspresi diri, yang menuntut untuk dipahami.


"besok aku ke kosan ya..."

"terserah"


Lalu malam digantikan pagi. Udara dingin tadi malam, luruh jadi titik-titik air di depan jendela kamar. Tidak seperti mereka, kemarahanku belum luruh juga.


Sekitar jam sembilan, kamu datang. Tetap, dengan mimik sok innocent yang manja. Lalu babibu keluar dari mulut kita masing-masing. Pertengkaran lagi. Lalu aku menangis. Lalu kamu duduk bertumpu dengan lutut, di depanku. Memohon agar aku berhenti menangis, dan melihat apa yang kamu bawakan pagi ini.


Aku kaget. Kamu memegang tanganku dan sebuah cincin, lengkap dengan namamu. Tanpa mengatakan apapun (kecuali tetap menyuruhku diam), kamu melihatku dengan tatapan khawatir (yang lebih mirip seorang bapak khawatir pada anaknya). Lalu beberapa menit kemudian, kita kembali berbaikan.


Tidak ada yang tahu kalau di hari ulang tahun ke-23-ku, pertama kalinya ada seorang laki-laki memberiku cincin. Dan anehnya dia tidak mengatakan apapun kecuali menyuruh aku berhenti menangis :|


Hari ini, yang mau saya bilang adalah, meskipun saya tidak mendapatkan cincin mahal dari lelaki seromantis dan secharming yang ada di cerita cinderella, saya dapat satu juga. Meskipun sederhana, ada yang benar-benar bersungguh-sungguh mendapatkan itu, untuk saya. Ketika saya tidak mendapatkan ucapan "will you marry me" di cafe lengkap dengan lilin-lilin dan alunan piano yang bikin melting, saya berkesempatan mendengar kalimat itu hampir setiap hari dari lelaki saya ini. Daaan, meskipun saya nggak ditutup-tutup matanya untuk mendengar lamaran dari seseorang, saya dilamar juga (hihihi) :p


Beda kepala memang beda kreatifitasnya. I'm so fortunate to be part of this show. Aaaaa Allah sayang akuuu :')  Anyway, kami menjalani hari-hari yang lebih berwarna lagi lho setelah hari itu, plus marahnya, plus sayangnya :)






Baca Selengkapnya...