2C Mengungsi

Waktu buka-buka file di lepi, nemu folder judulnya project 2C. xixi.. ternyata isinya foto-foto di tingkat II waktu jalan-jalan ke Museum Lubang Buaya..





tiada bus, kopaja pun jadi ^^




welcome to Lubang Buaya Museum...



gantengnyaaaah.. haha :p



kelompokku dong, menang.. agaga.. menangis -__-
waktu itu namanya cacing kremi. dari jutaan nama indah, entahlah kenapa memilih nama itu..




friends for life ^^ 








:: 2C ::
Baca Selengkapnya...

dalam Hujan

angin menyapaku tak bersahabat. tukang koran tidak berjualan hari ini. pohon belimbing di depan kosanku kehilangan sebagian dahannya. aku merasa ada yang tidak beres dengan dunia. duniaku.


rindu itu saat menanti hujan yang tidak tahu kapan datangnya. yang tiba-tiba saja membuat suasana begitu nyaman dengan kedinginan. aku selalu percaya kalau titik-titik yang berjatuhan itu sudah dihitung dengan cermat oleh Pemiliknya.


ada sedikit perasaan yang membuatku kecewa. hujan tidak pernah benar-benar bisa mendekap apa yang aku inginkan. apa yang sebenarnya aku rindukan. bau tanah basah itu, hanya mengingatkanku pada apa yang aku cari. yang membuatku lelah dan ingin beristirahat sejenak. itu sebelah diriku.











aku berjalan sambil memejamkan mata sesekali. menikmati sedikit khayalan tentang apa yang aku rindukan. tapi aku sadar, apa yang sebelah diriku lagi inginkan adalah melupakan.


aku ingin hujan membantuku melupakan apa yang aku rindukan. mengalirkannya lewat rintikan yang jatuh ke tanah dan menguapkannya sesaat kemudian. tidak berbekas lalu menghilang. tanpa harus semua orang tahu, ada yang ingin aku lepaskan.


ketika kerinduan dan rasa ingin melupakan itu hadir di tengah hujan, aku menjadi bodoh. dan apa yang benar-benar aku lakukan hanya menikmatinya. aku menikmati kebodohanku merindukanmu. aku menikmati kebodohanku mendiamkanmu. toh aku masih berjalan meskipun dalam hujan.


Baca Selengkapnya...

Razia Dubur Anak Jalanan

Anak jalanan sebagai salah satu fenomena sosial di masyarakat selalu menarik untuk dipelajari. Bukan hanya tentang keberadaan mereka sebagai salah satu bagian yang kini tak terpisahkan dari masyarakat, melainkan juga berbagai masalah rumit yang melanda anak-anak kurang beruntung ini.


Berbagai fakta menunjukkan bahwa anak jalanan rentan menjadi korban pemerasan, kekerasan fisik, pelecehan seksual, eksploitasi, diskriminasi, penelantaran, dan situasi buruk lainnya. Menurut Menteri Sosial RI, Dr Salim Segaf Jufri, MA dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dr Makmur Sunusi pada pembukaan workshop Program Kesejahteraan sosial Anak (PKSA) bagi anak jalanan di jakarta (16/2), sedikitnya terdapat 14 anak menjadi korban sodomi dan 31 anak menjadi korban pemerkosaan.








Terakhir, sebuah kasus sodomi yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe yang dilakukan kepada sejumlah anak jalanan mengusik banyak pihak. Kasus pembunuhan disertai dengan mutilasi yang dilakukan oleh Babe adalah kasus kejahatan yang paling mengerikan di Indonesia. Setidaknya demikian menurut kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala.


Buntut dari kasus yang dilakukan oleh Babe ini adalah adanya rencana kepolisian melakukan pemeriksaan dubur anak jalanan terkait maraknya kasus sodomi yang menimpa mereka. Bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika seorang anak diminta memperlihatkan bagian tubuhnya yang pribadi di depan seseorang yang belum dikenalnya. Juga mengingat tempat pelaksanaan razia tersebut yang notabene berada di jalanan. Perasaan malu, marah, sedih dan lainnya akan menjadi catatan luka batin anak tersebut yang tidak ada seorangpun dari para petugas pemeriksa yang memikirkannya.


Menurut peraturan hak Asasi Manusia sebuah peraturan atau kegiatan terhadap seorang anak seharusnya mengedepankan nilai “best interest for children”. Artinya apapun kegiatan yang berkaitan dengan anak, diharuskan mengedepankan kepentingan dan kebaikan anak. Mencegah kejahatan dengan cara razia dubur seperti ini hanya akan menciptakan sebuah kejahatan baru yang lebih menyakitkan.


Gisella Tani Pratiwi menyatakan bahwa jika ingin mengetahui anak-anak jalanan yang menjadi korban kekerasan seksual, lebih baik menggunakan cara yang lebih manusiawi. Misalnya melaui lembaga yang bergerak di bidang bimbingan anak jalanan. Mereka yang berkecimpung di dunia ini lebih akrab dengan anak-anak sehingga hubungan baik yang sudah dibangun akan menciptakan akses yang lebih terbuka dan valid mengenai data anak-anak yang mendapat kekerasan dalam berbagai bentuk.


Daftar Puataka


Amelia, Mei. 2010. Kasus Babe Kejahatan Paling Mengerikan di Indonesia. dalam http://www.detiknews.com
Fadillah, Ramadhan. 2010. Komnas Ham Tolak Razia Dubur Anak Jalanan. dalam http://www.detiknews.com
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2010. Mensos : Kondisi Anak Jalanan di DKI dan Depok Mengenaskan. dalam http://depkominfo.go.id
Pratiwi, Gisella Tani. 2010. Gerakan Tidak Empatik (Mengkritik Razia Dubur Terhadap Anak Jalanan). dalam http://sosbud.kompasiana.com

Baca Selengkapnya...

Ganti Kalender, Paak

DUARIBUSEBELAAAAASSSSS!!!!!!!


hyaaaaaa!!!!!


biasa aja.


Sudah berganti tahun dan yang pengen saya katakan adalah "biasa aja". Banyak resolusi baru seharusnya. Siapa yang mengharuskan? Aneh.


Tepatnya tanggal 4 Januari yang lalu saya mendapatkan pertanyaan sekaligus pernyataan yang bikin ketawa aja dalam hati. Siang itu suasana panas, gembrobyos karena harus naik tangga sampai ke lantai lima. Lift kampus yang indah macet seperti biasa. Mata kuliah inti. Dan dosen yang mengajar sangat "menyenangkan". Heuheuuu...


Sesaat setelah masuk kelas, seperti biasa si bapak bercerita ini itu pada kami. "Yak, happy new year ya semuanya. Tahun baru nih..." Yaapz. Saya yakin jadi treding topik di twitter nih. Kalo di fb pasti pada apdet tentang tahun baruan yang macem-macem. "Kembang api @Ancol", "tahun baruan @puncak", "@bundaran HI", "barbekyuan neeh akyuu", gitu lah.


Ehm, kembali ke bapak dosen. Saat sedang asik ngutak-atik kertas binder saya, tiba-tiba bapak bertanya "Nov, dua ribu sebelas nih. Punya sesuatu yang baru g?" Haduh, ini nih pertanyaan yang siap g siap mesti dijawab. "eemm, tanggalan pak, eh, kalender saya baru, pak..." Hiaah, akhirnya jawaban begituan yang nyeplos. Memang kenyataannya kalender saya yang baru.


Tiba-tiba saja si bapak bilang gini "Wah, kamu nih gimana. Ini kan moment yang jarang, tahun baru gitu lhoh. Kamu adem-adem aja, g ada greget. Haduuuh, gimana sih?! Apa kita beda jaman mungkin ya? Kalian sama saya beda era, jadi semangatnya juga beda. Kalau jaman saya dulu, tahun baru itu selalu diisi dengan resolusi-resolusi baru. Harapan baru. Pacar baru, uups.. (yang ini g jelas banget!!) Ini kalian diem-diem aja. Emang beda yaaa........."


Yapz. Begitulah saya dan teman-teman lain yang jadi korbannya si bapak. Kenapa saya bilang gitu? Kenyataan yang terjadi di lapangan, setiap moment dalam hidup kita ini langka. Beda. Berharga. Istimewa. Dan g harus di tahun baru kita bikin resolusi-resolusi hidup.


Seperti biasa, saya jawab pake senyum manis otomatis, simetris. :) hahaaii


Buat saya tahun baru means angka terakhir dari empat digit yang ada di kalender saya nambah satu. Cukup seperti itu. Recharge semangat bisa dilakukan kapanpun. Kalau kita harus nunggu tahun baruan untuk bersemangat, ruang bersedih, kecewa, dan putus asa yang kita punya harus dikunci rapat-rapat. Biar keluarnya juga setahun sekali, menjelang tahun baru. Xixi.. Jadi bisa diobati waktu terompet pada toet-toeet. Aneh. Haha..


Awal Januari dengan banyak tanggung jawab. Semoga bisa tetap setia pada diri sendiri. Dan yang terpenting setia sama Dia. :)
Baca Selengkapnya...