Jalan, Jalan-Jalan

Kalau sebagian besar orang pada g suka jalan kaki, saya termasuk sebagian kecil yang sebaliknya. Aktivitas jalan (dalam artian yang sebenarnya) yang saya lakukan bukan semata-mata kurang kerjaan atau emang lagi g pegang motor. 

Kalau ditanya hobi, jawaban standar yang dulu sering saya kemukakan pasti "membaca". Padahal kalau hubungannya dengan buku, lebih tepat hobi saya adalah "beli buku" dan bukan "baca buku". Dan akhir-akhir ini saya menemukan satu hobi yang ternyata adalah hobi yang "sangat saya".  Tidak lain dan tidak bukan adalah "jalan kaki" yang kemudian kadang-kadang berkembang jadi "jalan-jalan". 


Haseeeekk... Sekian curhat saya di pagi yang menyenangkan ini      ^^b  hahaha




aiiiihh, potonya lucu kaliii >.<


Baca Selengkapnya...

Sebuah Senja, Nantinya


nantinya, jangan bilang saya tidak pernah menjelaskan




Sebuah senja yang indah dengan matahari terbenam yang bulat sempurna dan berwarna jingga. Saya menyadari beberapa hal yang jika terus saya tanyakan pada diri saya, hanya akan menjadi buih antara laut dan pasir. Namun ketika menanyakan sesuatu kepada yang berhak menjawabnya, tidak ada jaminan haus kita akan terpuaskan. Bukan waktu yang menjawab.



Baca Selengkapnya...

Digubris Boleh

ada kalanya boleh terlalu larut dalam cinta yang kamu yakini itu nyata


teman, sahabat, atau apapun kamu untukku
dengan tawa yang kamu bagikan gratis hampir berlebih setiap harinya,
kumohon untuk tidak cair secepat itu


tunjukkan "this is me" dan yakinkan "I’m exactly where I’m supposed to be"


suatu hari nanti,
akan sangat melelahkan mendapati kita tidak menjadi diri sendiri






















seseorang yang kamu anggap penting itu
menitipkan sejumlah ego untuk kamu pikul sendirian


akan bertahan sampai kapan?


...


kenapa tidak membawanya bersama?
kenapa tidak berusaha meyakinkan saja satu sama lain?


karena dia harus menerima sepaket kamu, yang sangat kamu
yang terpenting, karena kamu harus mempercayai dirimu sendiri
Baca Selengkapnya...

Catatan Sebelum Kuliah Sesi Empat

kamu belum menyapaku hari ini


aku melihat daun belimbing di depan kosan jatuh begitu saja

aku percaya,
kamu pun tahu tak pernah sesederhana seperti kelihatannya

selalu ada yang membuatnya harus begitu


haii...




















semoga selalu disayang Allah

Baca Selengkapnya...

Antusiasme

antusiasme

entah dari mana datangnya kata itu
benar-benar mengganggu perasaan akhir-akhir ini


Emerson said,
"nothing great was ever achieved without enthusiasm"

ketika bersemangat memberikan antusiasme kepada seseorang, dan tidak sebaliknya,,
rasanya bertepuk sebelah tangan, tak berbalas


I need your enthusiasm





















pernah suatu kali bertanya bagaimana kamu jika tak ada aku...
Baca Selengkapnya...

Jakarta : Banyak Pelajaran Banyak Belajar

Sesekali rasanya memang sangat tidak nyaman berdesakan di dalam metromini, angkot, atau kereta api listrik. Terkadang saya hanya bisa membuang muka ke arah jendela. Melihat ke arah luar karena terlalu sumpek berada di tengah banyak orang dengan berbagai bau yang mereka tawarkan.


Jakarta. Kata mereka ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Kebanyakan migran yang datang ke kota ini melempar dadu untuk apa yang mereka sebut "kehidupan yang lebih baik".


Buat saya, Jakarta adalah kota dengan seribu satu pelajaran. Di kota ini kita bisa menemukan sesuatu yang paling baik, sampai yang paling buruk. Sepersekian detik saja selalu ada kejadian yang bisa dijadikan pelajaran hidup.

Sekitar dua setengah tahun yang lalu saya mulai tinggal di kota ini, kesimpulannya masih sama. Jakarta, kota terbaik belajar sabar. Dan yang saya ingin bagi adalah kenikmatan saya saat berada di dalam metromini, kopaja, angkot, atau kereta api listrik. Kata umumnya, "angkutan murah" di Jakarta.


Membuang muka keluar saat naik metromini memang sering saya lakukan. Tapi ada pemandangan lain yang lebih menarik hati untuk disaksikan. Di dalam metromini, juga di dalam kereta ekonomi, banyak kita temui berbagai pedagang asongan. Mulai dari penjual air minum bergaya "akua-mijon", tukang buah (mulai dari jeruk, mangga, sampai duren), tukang jual gorengan, ikat rambut, dkk lengkap dengan peragaan dan gaya pemasaran mereka masing-masing. Lagi-lagi untuk mencari sejumput rejeki. Aneka pengamen mulai dari yang bersolo vokal sampai pengamen kelas band juga ada. Yang bermodal suara pas-pasan, tapi ada juga yang mirip suara Charlie ST-12. Demikian cara mereka untuk sekedar mempertahankan hidup paling tidak untuk hari ini.


6 Maret 2010


Saya senang belajar dari mereka. Orang-orang yang berani malu untuk mempertahankan sesuatu yang mereka anggap penting. Kadang banyak yang mencemooh dan melihat mereka sebelah mata. Sekali lagi, mereka ada untuk kita berbagi pelajaran. Belajar bagaimana hidup dengan kerja keras, banting tulang, juga berbagai pelajaran kemanusiaan yang bisa kita dapatkan.


Dengan mereka, seharusnya kita juga belajar memanusiakan manusia. Hal-hal yang sepele seperti sudut pandang, seharusnya bisa lebih objektif dan arif dalam menanggapi keberadaan mereka. Apa kita mau disuruh bekerja seperti mereka? Buat mereka, malu? Jelas. Tapi malu tak lagi penting jika dbandingkan dengan lapar di perut mereka. Saya pernah mendapat tawaran seorang dosen untuk mengamen di terminal Kampung Melayu. Dan jawaban saya jelas. Jelas saya tidak mau. Seperti itulah, dan saya juga bisa menebak jawaban teman-teman jika saya menawarkan hal yang sama. Alasannya boleh bermacam-macam. Malu lah, nggak berani lah, bodoh lah, yang jelas intinya satu, tidak mau.


17 Oktober 2010

Kawan, hidup memang keras karena hidup adalah perjuangan itu sendiri. Dan perjuangan tidak pernah dijanjikan mudah. Di tempat sepele semisal metromini pun, kita masih bisa berpikir untuk menjadi orang yang lebih baik, dari mereka yang kita sangka mengganggu saja.


Menikmati hidup, tapi tidak lupa memperjuangkannnya. Memperjuangkan hidup, tapi tidak lupa menikmatinya. Entah kenapa saya mulai menyukai tempat ini, dengan segala yang ada di dalamnya. Saya tidak bilang tidak pernah capek, bosan, dan penat. Tapi inilah Jakarta. Banyak pelajaran, banyak belajar.
Baca Selengkapnya...

Aku Tahu Kog Sayang

mana ku tahu sebelah hatimu menginginkan aku melangkah jauh
senyum yang kamu suguhkan padaku itu, ahh, selalu saja


kau menipuku dengan cara yang aku suka
tanpa ku tahu banyak cangkir kopi yang kamu minum sendirian
di kedai pojok kegemaran kita
hanya untuk memikirkan cara terbaik meletakkan kejujuran pada tempatnya


hatiku dan hatimu
dan sebuah nama yang kau kagumi diam-diam
meski berat kukatakan, ada juga 'hatinya'


hari ini, ku temui kamu dengan membawa sekeping rindu dari hatiku
yang ku letakkan di sebuah gelas dengan harapan akan beradu dengan milikmu
saat kamu menjamuku sore ini


lima menit
yang kamu sediakan masih senyuman yang sama


sepuluh menit
dan aku melihat keresahan di balik tatapan hangatmu


setengah jam
maaf, aku yang akan memulai jamuan ini sayangku



"Menikahlah. Bahagiakan dirimu, dan mereka. Diteruskan pun, aku tidak bisa memaksamu mengamini apa yang aku yakini..."



benar saja
gelasmu tidak beradu dengan milikku kali ini
























maka ku simpan lagi rinduku tadi
akan kutitipkan saja pada hujan saat menyatakan cintanya kepada bumi


sayangku, aku pergi...


Note : ditulis setelah hibernasi panjang dengan mimpi yang saya ilustrasikan mirip cerita di atas. nggak jelas deh pemerannya siapa. Heheh :D

Gambar diambil dari sini
Baca Selengkapnya...

Kenapa Cinta Itu Jatuh?

Hujan baru saja reda ketika seseorang duduk di samping jendela dan tiba-tiba dibenaknya muncul sebuah pertanyaan. Saat kita cinta pada seseorang, mengapa disebut jatuh cinta? Apakah cinta itu jatuh begitu saja? Atau apakah kita yang jatuh saat datang cinta?


Yang jelas, cinta datang tanpa kita sadari. Entahlah. Dengan seseorang yang kita cintai itu, kita bisa sangat bahagia. Mungkin saat itulah mengapa cinta itu jatuh, pada kita, hehehe. Atau sebaliknya. Cinta bisa membuat seseorang sangat sedih, terluka, dan kecewa. Nah, saat seperti itu juga cinta membuat kita jatuh. Lagi-lagi jatuh cinta.


Ah, cinta, yang ada memang hanya soal rasa. Yang mesti kita lakukan hanya merasakannya. Dan menikmati cinta memang membuat hitam jadi putih dan putih jadi berwarna-warni. Semua relatif dan bisa terbolak-balik, hehe. Berfikir tentang cinta mungkin butuh kalkulator. Hohoho.. cinta kog dipikirkan?! dan bicara soal cinta, bagaimanapun sakitnya saat kita terluka atau sejauh apapun lika-likunya, cinta akan tetap banyak memberikan pelajaran hidup untuk kita. Tetap membuat kita kaya pada akhirnya.



Hujan datang lagi, kemudian reda lagi. Kapan-kapan bertanya tentang cinta lagi yaa...




Gambar diambil dari sini
Baca Selengkapnya...

Sebuah Permohonan

Terimakasih...
Kepada yang selalu ada saat aku benar-benar membutuhkan tempat untuk bersandar
Tidak hanya saat duka yang teramat, namun juga saat bahagia yang terlampau melenakan


Ya Allah, Rabbku yang Maha Tahu
Aku berlindung kepadaMu dari kelemahan...



















#heuuuu..
Baca Selengkapnya...

Skripsweet

Siang ini tiba-tiba berfikir tentang kelulusan. Hyaaaaaa, kalau mau dianggap masalah, ya jadi masalah. Kalau ditanggapi sebagai sesuatu yang harus dilewati, ya memang harus begitu.

Tingkat 3. Masa yang sulit di awal karena persiapan PKL yang menguras tenaga, waktu, dan biaya #halaaah, lebay. Okelah. Rasanya baru kemarin saya datang ke Jakarta. Dengan muka polos bergaul dengan rutinitas ibukota yang aduhai. Haha,,. Hampir 3 tahun terlewati dengan berbagai cerita hidup yang menggemaskan. Dan setelah 3 tahun ini, akan tiba waktunya saya menyusun apa yang semua orang susun sebagai syarat kelulusan dari bangku universitas.

Yaaap. Skripsweet. Melihat kakak tingkat yang heboh gila saat penyusunan skripsi, mikir juga apakah saya bisa melewatinya atau tidak. Di awal tingkat 3 saja, banyak cerita aneh-aneh tentang topik skripsi yang diajukan oleh kakak tingkat 4. Kasusnya macam-macam. Ada yang mengajukan 4 judul dan semuanya diterima. Ada yang mengajukan 3 judul dan hanya ada 1 yang di-acc. Tapi yang bikin miris saat banyak kakak tingkat yang tidak ada satu pun judul yang diterima. Banyak yang stres katanya. Banyak yang mulai kelihatan sifat aslinya, apalagi, egoisme. Hadududu...

Nah lo. Trus bagaimana saat judul saya nanti tidak diterima juga?! Trus bagaimana saat judul yang saya ajukan ternyata sudah ada yang bikin skripsinya? Trus bagaimana? Trus? #nabrak

Huhuhu...

Ehm, saya sadar kalau hanya saya yang mampu menjawab pertanyaan ini. Mulai sekarang harus pandai membaca peluang. #halaaah! #opo siih! Karena saya nanti akan lulus jadi ahli statistik kependudukan, ya mesti mengeksplore seputar fenomena sosial kependudukan. Yakinlah, Nob, kamu bisa :):)

Masuk di tahun 2008 dan lulus tepat waktu di 2012. Harus yakin dan semangat kalau skripsi itu bukan sesuatu yang serem dan menakutkan. Hihihi... #makanya harus rajin liat "ini itu"




Ya Rabb, saya selalu memohon kemudahan dalam setiap jalan yang Engkau tunjukkan. Tidak ada yang tak mungkin jika Engkau menghendaki. Maka jadikan aku sebagai salah satu dari mereka yang Engkau sayangi. Aamiin.

Berusaha dan terus berdoa. Ingin melihat senyum kedua orang tua saya melengkung sempurna saat hari kelulusan itu tiba.
Baca Selengkapnya...

Coloring Yellow

Apa yang membuatmu tersenyum pagi ini?

Saya bangun sangat pagi,
Berlari-lari kecil sambil menikmati jalanan yang beberapa menit lagi akan sangat ramai
Mendengarkan -white horse-nya Tailor swift dengan sedikit megap-megap
Menghirup udara yang masih bersih sampai paru-paru saya penuh

Begitulah...




Saya suka warna kuning hari ini ^^

Smangatt!!!
Baca Selengkapnya...

On Vacation : Candi Cetho

Hoaaaa...

Akhirnya bisa pulang ke kota yang selalu ngangeni buat saya. Solo Solo Solo ^^


Yap yap. Selepas ujian emang idealnya ada liburan. Dan meskipun kampus plat merah saya tidak mengagendakan hal ini buat mahasiswanya, saya kali ini nekat. Dengan modal keyakinan tinggi bahwa tidak akan ada kuliah di awal-awal masuk *keyakinan yang aneh*, saya beli tiket pulang juga. Sudah sumpek sekali ibu kota yang indah itu, wkwk. 

Dua hari di Solo rasanya aras-arasen mau pergi kesana kemari. Hawa di luar tidak mendukung bepergian santai dengan berjalan kaki. Padahal rencana jalan-jalan by mlaku-mlaku sudah tersusun rapi. Hoaaa, Solo  awet panaaaaas. :D:D

Biasanya saat libur seperti ini, saya langsung menghubungi teman-teman pasukan 17 angkatan 12. Ngumpul sekaligus tukar cerita. Di grup facebook juga sudah lama dibicarakan tentang rencana ketemuan sejak jauh-jauh hari. Tapi memang adat teman-teman saya yang -ngikut saja- ini sedikit jadi hambatan. Maka saya yang menjadi  event organizer tiap kali ada ngumpul atau main bareng.

Karena aras-arasen masih sedikit mengganduli langkah saya mengumpulkan teman-teman, jadi acara yang sudah direncanakan juga mundur sesuai dengan mood saya. Hahahaaa -___-"  Tapii, akhirnya jadi juga kita jalan-jalan bareng. Yah, meskipun dengan personil seadanya dan bukan lengkap bertujuh belas.

Saya, Witi, Nyonyo, Imem, Ujin, dan Ades were going to Tawang Mangu. Kami berenam mengunjungi Candi Cetho. rencana awal sih ke Candi Sukuh, tapi setelah proses tanya-bertanya pada masyarakat setempat, ternyata oh ternyata kami ke arah Candi Cetho. Haikhaikhaik :):):)

Candi Cetho terletak di kaki Gunung Lawu, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000,- kita sekaligus bisa mesuk ke komplek Candi Kethek yang berada di sebelah barat Candi Cetho. Komplek Candi Cetho dibuat pada masa kerajaan Majapahit dengan tujuan tempat pemujaan para dewa. Hindu. Candi ini dibuat bertingkat. Karena bencana alam yang terjadi, 13 tingkat Candi Cetho kini menjadi 9 tingkat. 

Pada tingkat ketiga, terdapat relief memanjang di atas tanah yang berbentuk alat kelamin laki-laki


Imem, Nyonyo, Ades, Ujin, dan Witi... Haiiih, saya g ikutan nih  :p


Nyonyo di puncak Candi Cetho

Sebelum memasuki kawasan Candi Kethek, kami menuju ke Puri Taman Saraswati. Objek wisata ini tergolong baru. Pada tahun 2007, puri ini diresmikan oleh bupati Karanganyar dan bupati Gianyar (Bali) sebagai bentuk kerjasama antardaerah. Fokus objek wisata ini terletak pada patung Dewi Saraswati yang didatangkan langsung dari Gianyar. Puri ini biasanya digunakan sebagai tempat perayaan Hari Saraswati yang dilaksanakan 6 bulan sekali.


 Puri Taman Saraswati 

Next, Candi Kethek.


Jalan menuju ke Candi Kethek sangat kecil dan sedikit berbahaya karena berada di tepi jurang. Kami harus melewati sungai kecil dan jalan mendaki untuk bisa sampai ke sana. Seperti Candi Cetho, candi ini berbentuk tingkat atau punden berundak. Tangga di setiap tingkat berukuran sangat kecil, jadi agak susah menaikinya. Candi ini terdiri dari 7 tingkat dan di setiap tingkatnya, ditemukan arca kura-kura kecil di kanan dan kiri sisinya. 


Candi Kethek




Setelah beberapa menit berada di komplek candi ini, kami memutuskan segera mencari masjid, karena Imem dan Ujin harus melaksanakan sholat Jum'at. Dan tentu saja, jalan-jalan tidak lengkap tanpa makan-makan. Hehehe... Kami datang ke sebuah warung makan yang menyediakan menu seputar landak, tupai, dan biawak. Hadeuuuuh, tapi untung ada ayam bakarnya, lumayan laah... hehe...

Rumah Makan Gunung Mas, menunya iiiiiihh wooooooooooooww..... 





Well.. Nice vacation guys  d^.^b  Ayo kita kemana lagiiiii, hohoho... Teruntuk Imem, kami semua minta maaf ya. Seharian kemarin kamu sudah jadi bahan guyonan. Namanya saja juga guyon, Mem. Besok lagi yaa, wkwk.

Kalau lengkap bertujuh belas pasti lebih asik lagi. Kalau ada sumur di ladang boleh kita berjumpa lagi yaaa #hlooh!! hahahaa. Seperti kata Nyonyo "thank a lot guys..it was a wonderful trip ever! remember this day as our memories.. :)


17 Jaya !!
Baca Selengkapnya...

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu


tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu


tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu






















~Sapardi Djoko Damono~
Baca Selengkapnya...

Monas Lanjut ke Ragusa

Hari Minggu pegi emang pas banget dilewatkan di luar rumah. Semacam mencari sesuatu di luar kebiasaan yang terlalu menjemukan selama semingguan penuh.


Saya suka jalan-jalan. Dan momen selesai Ujian Tengah Semester paasss sekali. Hehehe..


Bersama Eka, Rani, Putri, dan Ellen kami memutuskan untuk pergi ke Monas.



Yup yup. Monumen Nasional. Kalau kemari biasanya hanya karena ada acara ngumpul kelas, atau nganter teman yang ingin melihat Jakarta dari atas sana. Tapi kali ini kami mau yang beda. Bersepedaaaa, hohoho...


Kami baru tahu kalau di Monas kita bisa menyewa sepeda untuk mencari sedikit keringat. Atau hanya iseng-iseng untuk tujuan foto-foto yang (jujur saja) lebih dipilih dari pada alasan yang pertama.



Banyak jenis seepeda yang bisa di sewa di area sekitar Monas. Saya dan teman-teman menyewa dua sepeda tandem. Untuk tandem dengan dua tempat duduk, setengah jamnya dikenakan biaya Rp 15.000,- sedangkan yang tiga tempat duduk Rp 20.000,- saja. Lumayan laaah :)


Setelah puas tidak puas bersepeda, kami berlima melanjutkan jalan-jalan ke daerah sekitar jalan veteran, Jakarta Pusat. Di sana, kami mencoba es krim Ragusa, es krim italia terkenal di Jakarta yang sudah ada sejak tahun 1932. Es krim Ragusa berbeda dengan buatan pabrik. Karena homemade dan tanpa bahan pengawet, makanya es krim di tempat ini harus habis dalam waktu sehari.


Hmmm... Chocolate Sundae pesanan saya enyaakkk :9



Menu yang disediakan cukup variatif , yaitu Banana Split, Special Mix, Spaghetti Ice Cream, Cassata, Sicilian, Tutti Frutti, Chocolate Sundae, Lemon Ice, Cola Float dan Nougat.




Soal tempat, jangan dibayangkan tempat ini seperti toko modern jaman sekarang. Di es krim Ragusa, kita bisa menikmati suasana khas bangunan kuno lengkap dengan foto-foto jaman masa lalu sebagai asesorisnya.



Seperti lagu Pelan Tapi Pasti milik White Shoes,, 


Keliling putar bundaran Hotel Indonesia
Tarik gas ke arah Monas, menuju ke arah Kota
Putar balik di Harmoni ke Kebon Jeruk Tiga
Lalu mampir Ragusa


Setelah beberapa saat bersantai sambil bercerita ini dan itu, perut kami keroncongan juga. Yaah, setelah berunding ini itu tempat makan selanjutnya adalah Bagol alias Bakmi golek yang lokasinya tidak lain tidak bukan dekat dengan kampus. Restoran yang berada di jalan Dewi Sartika ini kegemaran kami. Waktu itu bingung juga sih mementukan tempat jajan yang tidak berbau fast food sekaligus ala indonesia.





Well, acara jalan-jalan di Minggu pagi lumayan lah kali ini.. Hehehe...

Baca Selengkapnya...