#9 Similikiti

Dear Sari Ayutyas 


Assalaamu’alaikum wr wb 


Hoiii miiiil 

Banyak banget kenangan yang kita lalui bareng-bareng. Nggak kerasa ya? Udah tingkat 4 aja. Heuuuhhh. 


Waktu itu, pertama kali aku liat kamu, pas kita makan di satu meja yang sama di kantin gedung lama. Belum saling kenal ya waktu itu. Gaya kamu yang sok nge-Jakarte itu nyebelin banget. Hahaha. Kita udah bahas ini sampai khatam la yaa. 


Dan tiba suatu hari, kamu yang sekelas sama temen sekosku, brindil, datang siang-siang buat istirahat siang di kosan, sebelum kuliah lagi sesi 3. Setelah satu dua bercakap-cakap, ternyata kamu sama sekali beda dengan kesan pertama waktu kita ketemu di kantin. Kamu rame. Mendekati gila. Sama gilanya dengan aku dan brindil. Hihihi. 


Sepertinya kita memang ditakdirkan bersama #eaaa. Aku sama kamu dan brin mendapat daerah penempatan tugas monitoring kualitas yang sama. SOLO. Huaaahhh, di saat orang-orang ditempatkan di luar daerah asalnya, lah ini, kita malah balik kandang. Jadilah TIAP HARI selama 2 minggu kita tambah lengket satu sama lain. Ahhh, masa-masa itu... bukankah sangat menyenangkan? Jadi inget bapak bermata merah dan berbelah dada. Hahaha


Tingkat tiga, aku sama kamu malah sekelas. Tumbu nemu tutup. Lengkap sudah ke-a.l.a.y-an kita, bertiga. Hihihi. Tiap hari selalu ada canda dan tawa. Selalu. Selalu ada bahan buat kita ketawa-ketiwi. Sintho, gigi kalian berdua yang bermasalah itu, kokoh kosan lamamu, pangeran telur asin, dan segala tethek bengek yang tak pernah luput dari perhatian kita. Dasar ibu-ibu!


Apa kabarnya kamu sekarang? 


Ahhh, semacam kita setahun nggak ketemu nih saking jarangnya papasan di kampus. Semenjak kita tingkat empat, dan kejadian tidak mengenakkan waktu itu... sepertinya banyak yang berubah ya... hehehe. Tapi, kita tetap teman baik kan ya.


Apa kabar widi? Kabarnya kalian sebentar lagi merit :p wkwkwk

Aahhh, semoga kita bertiga bisa sama-sama pakai toga ya tahun ini, lalu mewujudkan semua mimpi-mimpi yang pernah terceletuk dari candaan kita tiap kali ngobrol sama-sama.


Kangen kamu cyiiin ^^


***







Baca Selengkapnya...

#8 Simbah Sayang


Buat simbah, di samping Allah.


Assalaamu'alaikum.


Mbah, aku kangen disuapi simbah tiap pagi sebelum berangkat sekolah. Terakhir kita ketemu, pas aku tingkat 1 ya. Durhaka sekali sama simbah waktu itu. Begitu egoisnya sampai di hari terakhir simbah pun, aku tak pulang. Maaf ya mbah.


Mereka bilang, simbah sakit tua. Aku tahu. Mereka bilang simbah juga sakit kangen. Sama.


Simbah, seberapa pun menjengkelkannya aku waktu itu, yakinlah, aku sayang simbah. Di tengah sakitnya simbah yang begitu lama, ternyata ada hati yang menjadi lembut. Dan aku bersyukur pada Allah, dia yang selalu menemani simbah di saat terakhir, dengan kesabaran yang teramat sangat.


Aku kangen pergi naik becak ke kantor pos tiap bulan sama simbah. Demi mengambil uang pensiun yang ditinggalkan simbah kakung, lalu jajan sate lontong bareng sambil mengantri. Aku kangen menyuapi simbah tiap pagi, tiap sore. Kangen mengantar simbah ke puskesmas. Kangen belajar di kamar simbah yang remang sambil nonton campur sari di TVRI.


Waktu itu, banyak yang bilang simbah kangen aku. Aku juga, mbah. Maaf ya nggak bisa menemani simbah di saat terakhir. Semoga selalu bahagia si samping Allah.



Ita sayang simbah.





Baca Selengkapnya...

#7 Dear, Allah

Assalaamu'alaikum.



Betapa tidak bersyukurnya aku dengan segala yang Kau berikan. Seperti rabu ini. Meskipun sudah berkali-kali berteriak pada diri sendiri selama 2 jam tadi, rasanya, tetap saja kurang. Tetap tidak mampu menyelesaikan. Tetap pada aku dengan segala ketidakbisaanku. Maafkan, ya Allah...
Baca Selengkapnya...

#6 Lelaki Teduh

Assalaamu'alaikum 


Beberapa hari yang lalu kita berada dalam satu lift yang sama. Sayangnya, aku malu menyapamu. Bukan karena sudah hampir 3 tahun kita nggak sekelas. Tapi, heee :D 


Waktu itu kita masih di tingkat satu dan hanya dengan melihatmu dari kejauhan saja, rasanya senang sekali. Banyak do'a buatmu saat itu. Sungguh, banyak sekali. Sampai suatu saat kita benar-benar seperti tak saling kenal karena jarang bertegur sapa. 


Jadi ingat waktu kelas kita ngadain jalan-jalan ke taman bunga nusantara. Acaranya semacam nulis komen buat teman yang lain. Masing-masing orang punya kertas lengkap dengan nama masing-masing. Lalu diputarkan dari satu teman ke teman yang lain. Saat hitungan dihentikan, itulah saatnya kita nulis komentar buat teman yang kertasnya kebetulan kita pegang. Dari beberapa teman yang aku komentari, fortunately, ada nama kamu. Karena bingung mau nulis apa, yang keluar cuma tulisan "aku suka gerimis". Aneh kan? Maaf ya, waktu itu jadi malah g jelas komennya. 


Hehehe 


Banyak yang berubah ya... Orang-orang bilang kamu tambah cerewet. Tapi, bakat itu sudah ada kok dari tingkat satu. Hehehe. Dari satu dua teman, mereka bilang kalau kamu jadi tambah istiqomah. Syukurlah. Semoga selalu begitu ya.


Beberapa sahabat pengen ceritaku berlanjut di kamu. Tapi, aku bertemu dengan seseorang dan kamu... pasti kamu juga sudah menyukai seseorang juga, kan? :) Terimakasih karena telah menjadi bagian dari ceritaku.



Karena waktu itu komennya super nggak jelas, sekarang boleh komen lagi, nggak?


"Kalau suatu hari kita ketemu, dan aku malu buat nyapa kamu, kamu nyapa duluan dong. Jangan diem-diem juga"
Baca Selengkapnya...

#5 Pagi ini

Assalaamu'alaikum 


Meskipun Jakarta macet dan panas, pagi di kota ini masih dingin. Lega sekali rasanya bisa melihat kumpulan awan putih itu dari balik jendela kosan. Melihat orang berbondong-bondong meninggalkan rumah, dan pergi merajut mimpi. 


Saya? Mimpi saya tidak jauh dari kosan. Ya kira-kita 3 menit berjalan kaki, kurang malah. Saya ingin pakai toga tahun ini. Harus. Telat masuk kuliah setahun sudah lebih dari cukup untuk fokus, pada apa yang sudah diamanahkan kepada saya. 


Ketika lewat di samping sebuah bangunan krem-abu di Otista 64 C, pandangan mata akan langsung tertuju pada sebuah ruangan, auditorium. Dan di ruangan itu, sebentar lagi, mimpi saya akan terwujud. Bersama teman-teman seperjuangan, seangkatan. Aamiin ya Allah... 





Gerimis kecil-kecil...
Kalau lagi begini, saya selalu teringat pagi di kota kelahiran.


Bapak, ibuk, bagaimana pagi di Solo? Masih dengan suasana pasar yang ramai? Sarapan apa hari ini? Kemarin siang Ita masak tumis tempe dan kacang panjang. Kalau pulang nanti, Ita masakin ya? Tapi jangan diledekin yaaahh :)


Seminggu ke depan... akan sangat berat. Mohon doanya selalu nggih pak, buk. Oia, kiki sudah cerita. Rasanya pengen cepet-cepet pulang dan jalan-jalan lagi sekeluarga, sana anggota baru keluarga kita tentunya. :) 


Pagi ini, belajar urbanisasi san migrasi. Nanti siang nyicil buat kompre lagi. Pak Jeff, maaf yah, saya belum mantep sama konsep saya. Jurnal pertama sudah selesai, tapi belum saya mix n match sama kerangka pikir di proposal. Hehehe... Apa kabar, pak? Semoga bapak berjodoh ya sama saya, ehh, skripsi saya ^^
Baca Selengkapnya...

#4 Homiii

Assalaamu'alaikum 



kangen






banget  :'(
Baca Selengkapnya...

#3 Penyesalan

Assalaamu'alaikum


Dear Ratna Kartika Sari


How about Bali? Masih hijau dengan segala rutinitas kamu di taman safari? I'm happy to see your new career. Saat mendengar kabar kepindahan kamu ke Bali, aku kaget berat, mupeng berat. Keputusan buat tinggal di tempat asing sendirian itu... must be very hard. Apalagi dengan badan mungil kamu itu. Nggak cocok kemana-mana sendirian, yang ada dikira bocah ilang.


Aku jadi ingat jaman kita SMP dulu. Kompak banget ya?! Duduk sebangku selama 3 tahun, nyemplung bareng di organisasi ala putih biru, sampai ikut Jambore Daerah juga cuma berdua satu sekolah. Kalau aku bilang, temen akrab yang akan selalu ada di hati salah satunya itu kamu. 


Hmm, Na, aku sengaja nulis surat ini buat kamu karena pengen minta maaf tentang suatu hal. Inget nggak waktu kita di kelas 2, dan waktu itu kita sama-sama ikut pramuka? Suatu hari saat perkemahan Sabtu-Minggu, bertepatan dengan hari pemilihan ketua dewan penggalang sekolah kita... Itu...


Waktu itu, saat pagi, kamu bertanya padaku. Apa aku akan mencalonkan diri jadi ketua DG siang nanti. Lalu dengan jelas aku menjawab tidak, dan kamu bilang akan mencalonkan diri. Kemudian menjelang pemilihan, lalu tiba-tiba aku berubah pikiran. Dan setelah prosesi pemilihan, di luar dugaan, aku yang terpilih.


Aku minta maaf. Bukan ingin mengingatkan pada ketidakbisaanmu, atau siapapun. Tapi karena aku benar-benar menyadari keegoisanku. Harusnya waktu itu aku tetap dengan keputusanku. Dan seandainya semua itu tidak terjadi, mungkin kamu yang jadi ketua pramuka di sekolah. Aku sangat menyesal. Meskipun jawaban maaf darimu sudah aku terima beberapa saat setelah pelantikan selesai, tapi sampai sekarang aku masih menyayangkanhal itu.


Ada pepatah yang mengatakan: teman baik itu, saat kamu duduk dengan seseorang, meskipun kalian hanya diam, tapi seperti bercerita banyak hal. Aku kangen masa-masa kita sering jalan bareng di Solo. Yah meskipun kita tidak pernah benar-benar dian kalau ketemu, hehehhee.

Dan beberapa twit denganmu beberapa waktu yang lalu cukup membuatku tenang. Syukurlah, kamu hidup dengan baik di sana, dengan tunangan kamu itu tentunya. Kapan-kapan kenalin ke aku ya... Aku harus tahu laki-laki seperti apa yang membuat sahabatku ini membuat keputusan penting dengannya.






Oke. Sekali lagi, aku minta maaf ya cintaaa :)



Salam sayang kangen selalu,


Bitha

Baca Selengkapnya...

#2 Matematika

Assalaamu'alaikum..



Selamat malam, aa' Ana (Pak Wiekhana)


Sekian lama tidak berjumpa. Saya yakin sekali kalau aa' semakin dikagumi banyak orang. Pun saya, sampai sekarang. Hehehe... Saya masih akan dengan panggilan aa' saja kepada bapak, meskipun pak Wi bukan aa' aa' lagi. :D

Perjalanan yang tidak mudah. Tidak singkat, namun membekas. Itulah setahun saya belajar bersama aa'. Jurusan yang jadi mimpi saya waktu itu..., sepertinya memang susah sekali ditembus. Mungkin saya yang memang kurang gigih, kurang membanting tulang, dan tidak berjodoh. Mungkin.

Masih menggemari matematika? Semenjak aa' menjadi tentor di kelas saya semasa les di ganesha operation, entah kenapa, matematika jadi nampak menyenangkan. Paling tidak pelajaran SMA yang memang jadi standar seleksi ujian masuk PTN saat itu. Dengan rumus "the king" yang ajaib, saya jadi terbantu belajar matematika. Tapi intinya saya tidak ingin ikut-ikutan promosi di sini.


Aa' apa kabarnya? GO? Bu Michele? Mbak Hana? Mas Aji? Mas Agus? Huhuhuhu, saya kangen semuanya yang ada di GO. Aaaahh, saya belum sempat mengunjungi GO lagi beberapa tahun ini. Maafkan ya a'. Terakhir saya dengar aa' jadi kepala di kantor Klaten, setelah di Solo. Super sekali.
 
Saya cuma pengen bilang terimakasih sama aa' Ana. Matematika itu menyenangkan, saya berusaha selalu meyakinkan diri saya. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari saya bertemu dengan hitungan. Setelah mengetahui kalau aa' ikut bahagia saya diterima di STIS, saya tambah bersyukur. Dan semoga suatu saat saya akan menemukan passion saya di bidang ini, seperti aa'.

Hari ini, meskipun hanya lewat surat, yang entah akan aa' baca atau tidak (pastinya tidak :D) saya pengen mengucapkan terimakasih. Banyak yang bisa saya pelajari. Setelah kita bersusah payah, yang membekas bukan hasil yang kita peroleh, tapi perjuangan menuju "apapun" yang kita dapatkan.

Terimakasih karena menjadi tentor matematika favorit saya. Terimakasih karena di setiap pertemuannya selalu membuat saya kagum. Terimakasih untuk semangat yang tak hentinya diberikan, untuk saya, Dimas, Nita, Retno, Linda, Wiwit, dan Melinda. Kangen kalian semua.


















Semoga sehat selalu. Semoga bahagia selalu. :)




Regards

Novita, Gold 1



Baca Selengkapnya...

#1 Pelangi

Dear kamu


Assalaamu’alaikum.


Hari ini aku mulai menulis surat. Telat 30 hari dari yang orang-orang lakukan di sini. Nggak papa lah ya.


Kalau tidak salah, sekitar bulan Januari 2 tahun kemarin kita berkenalan, via jejaring sosial paling ngetop kala itu. Aku kaget, saat melihat komen kamu tiba-tiba nyantol di salah satu catatanku. Setelah membaca cerpen-cerpen yang kamu buat di catatanmu, ku rasa kita sepakat kalau kamu memang menarik. Dan facebook jadi semakin berwarna setiap harinya.


Apa kabarnya sekarang?

Waktu itu, aku cuma bisa melihat kamu dari foto-foto yang ada di albummu. Kamu kurus banget. makan yang banyak lah biar agak gemukan. Sehari empat kali oke juga. :)


Apa mungkin kita emang cocok ya? Beberapa teman di fb-ku lewat begitu saja. Hanya teman-teman kampus yang sering lalu-lalang. Tapi buktinya, sering ada nama kamu yang komen di sana-sini lapak milikku. Bikin tangan ini gatel juga komen di status kamu.


Pertemanan membuat perasaan nyaman berubah haluan. Bukankah begitu? Saling berkomen di status, chit-chat via sms, sampai suatu malam aku berani menerima telpon darimu, semuanya terjadi begitu saja. Lalu aku dengan pedenya menyimpulkan kalau hubungan kita ini sedikit setingkat di atas pertemanan. 


Tau nggak kalau waktu itu minimal tiga kali sehari aku membuka profilmu. Membaca semua statusmu, dan seperti kebanyakan penggemar, aku juga mampir ke beberapa teman kamu. Melihat profil mereka dan mencari tahu apa ada hubungan spesial di antara kalian. 


Aku tahu kalau ada seseorang yang kamu sukai. 


Jingga. 

Satu-satunya wanita yang menjadi point of view dalam semua cerpenmu. Catatanmu. Dan kata ganti orang kedua tunggal yang selalu melengkapi statusmu. Wanita yang kamu tunggu hari demi hari, entah sampai kapan. 


Ibarat permen rasa segala, kamu hanya akan aku emut sebentar. Cepat atau lambat akan habis, seperti cerita tentang kita. Melihat kamu setiap hari menyebut nama wanita yang kamu tunggu, membuatku semakin merasa bodoh dengan perasaanku sendiri. 


Kalau sekarang, kamu hidup dengan baik kan? Jingga apa kabarnya? Sudah lama aku tidak melihat catatan tentangnya dan tulisan-tulisan kekagumanmu padanya. Terakhir sekali, aku melihatmu membuatkan seribu satu pelangi untuknya. Indah sekali. Bukan pelanginya, tapi cintamu, padanya. 


Hei kamu, hari ini, aku ingat kamu lho. Btw, terimakasih untuk semuanya. Kalau hari itu kamu tidak memberi komen di catatanku, mungkin selamanya kita cuma dua orang yang tidak saling mengenal. 









Oiya, kalau kebetulan kamu membaca suratku, dan kalau jingga tidak keberatan kamu menulis untukku, dibalas yaaa :)



Regards,

Nobi


gambar diambil dari sini
Baca Selengkapnya...

Melewatkan Jodoh

Assalaamu'alaikum. Apa kabar kawan? :)


Melewatkan Jodoh. Seperti lolipop di antara permen kacang, judul yang saya baca di salah satu headline ini eye-catching, saya pikir. Hehehe.

Pertanyaan yang hampir dan selalu ditanyakan remaja beranjak dewasa seperti kita (kita?). Bagi yang sekarang in a relationship, berharapnya mereka dong ya jodoh kita. Lah, kalau iya emang jodoh... kalau ternyata enggak? Dan kalau ternyata jodoh kita terlewatkan begitu saja kemarin?

Pernah nggak sih mikir kalau di masa yang lalu, kita pernah melewatkan jodoh kita? Yah semacam adegan di sinetron-sinetron itu lho. Mungkin jodoh kita itu seseorang yang ngajak kenalan kita via twitter. Atau seseorang yang mampir untuk sekedar komentar ke blog kita.  Gitu. Karena kitanya nggak "ngeh", nggak jadi deh dia jodoh kita.

Mungkin jodoh kita itu anak tetangga kita sendiri. Tapi karena kita pindah jauh ke luar kota, makanya nggak ketemu lagi. Bisa juga dia itu teman sekelas kita saat ini. Tapi karena anggapan kita, "nggak mungkin lah dia orangnya" makanya jadi nggak jodoh deh. Atau dia itu laki-laki yang kemarin ngirim message ke kita lewat facebook, ngajak kenalan. Tapi karena kita cuma nganggep dia iseng, nggak jadi juga.




Beberapa orang merasa sudah bertemu jodoh. Ada yang bilang mudah bertemu jodoh. Tapi nggak sedikit juga yang terlalu berusaha. Ingin berusaha dengan yang "terbaik". Okelah. Tapi sadar, nggak? Kalau di sekitar kita itu banyak sekali yang menawan. Ya menawan mata, ya menawan hati. Kadang orang sederhana yang menawarkan pundak saat kamu lelah pun perlu dipertimbangkan. 


Ada penggalan lirik dari Love song for No One milik John Mayer 


I could have met you in a sandbox 
I could have passed you on the sidewalk 
Could I have missed my chance 
And watched you walk away? 
Oh no, no way, hey, hey yeah 


Kalau mungkin ada merasa melewatkan jodoh, khawatirnya jangan lama-lama. Orang-orang datang dan pergi dalam hidup kita. Dan percaya atau enggak, emang udah begitu seharusnya. 


InsyaAllah, jodoh nggak akan terlewatkan.  



Selamat siang, Jakarta :)
Baca Selengkapnya...