Piknik Yuk Cinta




Hai lelaki satu shaf di depanku... Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dan barakah-Nya untukmu.


Hari ini genap lima belas hari kamu pergi berpiknik. Piknik yang katamu kadang melelahkan, karena selalu ada setumpuk dokumen yang mesti diselesaikan. Sabar ya cinta. Meskipun kelewat membosankan, piknikku disini lumayan juga. Teman-teman yang menerimaku apa adanya, setumpuk film korea, perjalanan di kereta, dan guyonan sederhana cukup menghangatkan hariku tanpa keberadaanmu.


Jadi begini rasanya menjalani apa yang tadinya hanya kita reka-reka saja. Tiba-tiba aku sering kangen rumah. Ia jauh, tapi rasanya dekat. Sekalinya aku ingat kamu, kesitulah aku ingin menyandarkan kepalaku, bahuku, dan hatiku; memulangkan kangenku.


Hai cinta... 
Kapan kita piknik berdua (lagi)?







*langsung bikin list*
Baca Selengkapnya...

Malaikat di Sekitar: Emak


Bismillah.


Akhir-akhir ini saya jarang tidur malam. Jadi susah juga mau sekedar ngeblog.

Emm. saya mau nunjukin salah satu "malaikat di sekitar" yang saya punya. Hampir dua bulan setelah menikah, saya menempati dua kos. Satu kos lama saya (yang saya tengokin kadang-kadang di hari kerja-dan saya tempati sama si hubby saat hari libur) satunya adalah kos emak (yang hubby dan saya tempati di hari kerja dan dianggurin saat hari libur). Ribet ya? Enggak.

Emak ini janda dengan enam orang anak. Karena beliau tinggal sendiri dan kebetulan kamar kosannya ada yang lagi kosong, akhirnya saya sama hubby memutuskan tinggal di tempat tersebut. Selain punya kos-kosan, emak punya sebuah warung kecil. Jadi kalau butuh apa-apa, kami tinggal turun saja ke lantai bawah.

Emak sudah seperti nenek kami sendiri. Beliau sayang banget sama saya dan si mas. Suatu sore, mas memberitahu emak tentang kabar penempatannya. Besoknya waktu saya pulang kerja, emak yang sedang menunggui warung menghampiri saya.

"Neng, si mas bentar lagi penempatan ya neng..." 

"Iya mak. Saya minta doa restunya ya mak. Maaf juga kalau selama saya sama mas disini banyak ngrepotin emak" 

"Iya neng... Padahal baru sebentar ya neng..." .... dan emak pun menangis.

Saya jadi ikut nangis waktu emak bereaksi demikian.

Di rumah kecil itu, akan selalu ada kotak berisi kenangan indah saat dibuka nantinya. Ada saya, si mas, tawa kecil, tangisan sederhana, dan malaikat kami.

Saya yakin, dia hanya satu dari "malaikat-malaikat di sekitar" yang dikirim Allah untuk kami.


ini foto bersama dua hari sebelum mas penempatan


Terimakasih emak :)




sayang emak :')
Baca Selengkapnya...

Papandayan, I'm in Love


Baru-baru ini ada beberapa temen yang pergi ke gunung Papandayan. Hummm, jadi inget setahun lalu kesana juga sama temen-temennya si hubby. Dan sampai sekarang belum sempet nempelin fotonya di lapak gelap.


Yakk, tepat tanggal 12-14 April 2012 (pas banget ulang bulan) saya, hubby (dulu masih calon suami :p), mas ubay, mas cahyo, mas fufu, yeyen, dan mbak wida nekat ke papandayan. Saya sendiri sebenernya suka sama kegiatan macam pecinta alam yang naik-naik gunung. Tapi karena nggak pernah dapet restu orang tua untuk ikut organisasi kepencita-alaman jadi ya minim pengalaman. Tapi jangan salah, boleh diuji fisik saya soal beginian.


Saya sempet nulis tentang trip ke papandayan di tumblr tahun lalu. Jadi, saya copasin aja ya ke sini. Hihi.


 ***


Hari jumat tanggal 13 kemaren, aku ikut rombongan mamas “muncak”.

Tujuannya... gunung Papandayan, di Garut. Kami berangkat dari terminal Lebak Bulus jam 10 malam, pake bus terakhir. well, karena aku gak bisaan banget naek bus, sepanjang perjalanan tidur terus karena efek antimo. Hahaha. Ya mending lah daripada mabuk darat laut dan udara :p



Formasi lengkap. Yeyen, mas fufu, mbak wida, mas ubay, aku, mantan pacar, dan mas cahyo.


Sampai di Garut jam 3 pagi. Disana udah ada bang… (aku lupa nama abangnya). Kami dijemput naik mobil bak terbuka menuju pos di kaki gunung Papandayan. Brrr. Duinginnya minta ampuuun. Sampai disana sekitar jam 4. Masih gelap banget. Dan suasana jadi makin romantis karena kami harus numpang di salah satu warung untuk menghangatkan diri (baca: nimbrung sama “teteh” di warungnya lalu membajak sebuah lampu petromag buat ngangetin badan).


Menunggu pagi di warungnya teteh. Brrrrrr.


Oiya, aku malah lupa memperkenalkan rombongan kami. Pimpinan ekspedisi kali ini mas ubay (mas bayu). Seksi perlengkapan ada mas fufu (mas fuad), mas cahyo, dan mas arga. Seksi konsumsi ada mbak widha dan yang bawaannya nggak jelas ada yeni dan aku.

Lanjut ke cerita awal :D


Dan, dimulailah perjalanan kita...



Dimana-mana asap. Sepanjang perjalanan menuju ke pondok salada. Subhanallah.



Karena langit yang ngambeg terus dari kami tiba sampai pagi, sekitar jam 8an kami baru naik. Pendakian berlangsung seru. Berliku-liku. dan becekkk. sekitar 3 jam, kami sampai di pondok salada. Tempat ini semacam tanah lapang yang luas, fungsinya untuk camping. Sekitar sejam kami mendirikan tenda, bercanda-ria, dan membereskan perlengkapan. Rencana untuk langsung chao treking lagi gagal karena hujan yang nggak mau berhenti.

Setelah menunggu, jam setengah 2 kami berangkat. Bermodalkan nekat dan nyali, kami berniat menuju ke death forest. Semacam hutan dengan tanah warna putih dan pohon2 yang mati terkena lahar. Dari kejauhan sepanjang perjalanan menuju ke pondok salada, sebenarnya kami telah melihat tempat itu. Kata seorang bapak warga asli Papandayan yang kami temui, death forest tempatnya dibalik bukit.

And you know? Di sini banyak sekali bukit yang killer banget viewnya. Huhu.


Jalan sama para pencari belerang






Istirahat di tengah perjalanan. Melancarkan aksi foto-foto.



Bukan dimana, tapi dengan siapa. I love you yesterday, today, and (Insya Allah) tomorrow.



Mereka yang sekampus. Mas fufu, mantan pacar, mbak wida, mas cahyo, dan mas ubay.



Kumpul bocah ^^v



Happy happy together



Killer view



Death forest dari kejauhan


Bermodal nekat, naik saja kami menuju arah yang diberitahukan seorang teman sesama pendaki. Kami berusaha mencari sisa-sisa potongan tali rafia yang ditinggalkan pendaki sebelumnya. Tapi lama kami menyadari, makin jauh kami dari death forest. Damn. Selama hampir dua jam kami tersesat. Ternyata ohh.

Dalam perjalanan pulang ke pondok salada, mas fufu punya ide. Karenanya, kami mencoba rute lain menuju death forest. Waktu yang ditargetkan setengah jam. Kalau dalam setengah jam kami tidak menemukannya, maka kami harus segera pulang ke tenda.

And it’s amazing!!! Dalam waktu kurang dari 20 menit kami sampai di death forest. Ternyata jalan awal yang kami lalui itu arah sebaliknya. Alhamdulillah ya Allah. Hehehhe






Mas cahyo yang sedang membully dirinya sendiri -__-



Seneng banget kamu, Nob :p



Pose tercupu. Hihihi. :*



Fotografer kitaaaaa



Itemmm semuanyaaa



Karena hari mulai gelap, kami memutuskan untuk pulang, beristirahat, dan tentu saja„, makan. Cacing di perut kami sudah dari tadi minta nasi :p Perjalanan menuju padang edelweis kami lanjutkan keesokan harinnya.

Berkemah di alam terbuka sebenarnya bukan yang pertama buatku. Dan semua camping di gunung menyisakan satu hal yang menjengkelkan. Dingin. Meskipun aku sudah memakai jaket tebal yang dibawakan teman sekosan dan sleeping bag yang tebal itu, tetap saja… Duiiiingiiiiiiiinnnn banggeddd udaranya.


Ini tenda kami. Sederhana tapi penuh cinta. Eaaakkkk...



Begitu tenda berdiri, langsung pada teparr dan berpose malas di tenda masing-masing



Mas fufu. Menikmati makan siang.



Tenda cewek-cewek kece


Tau nggak, malam di Papandayan aku habiskan dengan main UNO. Dari dulu aku sudah sering denger UNO, tapi, main langsung ya baru di sini. Sama mbak widha, yeni, mas fufu, dan mas arga. Seru, sampai dalam beberapa jam, kami nggak sadar kalau kami sedang kemping di gunung. Soalnya hawa dingin tiba-tiba saja menghilang entah kemana. Tapi seiring mata yang sudah nggak bisa lagi diajak kompromi, kami nyerah juga.

Pagi hari kami berangkat lagi menyusuri death forest. sekitar seperempat jam kami tiba (lagi) di sana. Lumayan lah.

Oiya, ngomong-ngomong masalah naik gunung, susah sekali bicara “puncak” di Papandayan. Terakhir kami dengar dari orang-orang, 10 orang pendaki tersesat karena mencari puncak gunung Papandayan. Kalau nggak pake pemandu, susah sekali. Apalagi dalam cuaca hujan dan kabut yang terus membayangi, target kami kali ini padang edelweis, tegal alun.


Perjalanan ke tegal alun. Jalannya naik-naik ke puncak gunung terus.


Kami menyusuri jalan yang agak curam. Terus naik yang jelas. Sesekali saat kami berhenti, banyak ketenangan yang nggak bisa kami dapatkan di ramainya Jakarta. Benar-benar sejuk, tenang, alami, hijau, dan damai. Sangat indah. Di depan kami menghampar gundukan gunung, bukit, dan langit yang cerah. Asap dari kawah Papandayan dan beberapa suara memanjakan telinga, kicauan burung. Sungguh, tidak bisa memenui semua ini setiap hari. Di sana yang tersisa adalah rasa syukur. Karena aku sudah bisa merasakan semua itu bersama orang yang aku sayangi.

Sempat kami menebak-nebak, apa mungkin beberapa kilometer dari death forest ini puncaknya? Tapi, kami segera sadar kalau masih ada jalan yang membawa kami ke tempat yang lebih tinggi. Di depan semak-semak dan tanjakan yang agak gelap, ada cahaya terang yang datang dari arahnya.

Hwaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Padang edelweis!!!

Kami akhirnya sampai di sana. Alhamdulillah ya Allah. Perasaan lega dan senang luar biasa kami ekspresikan dengan berteriak sekencangnya. Lari sekencangnya lalu berhampuran ke padang. Indah sekali.



Cheers ^^/



Mas cahyo. Senyum anak bangsa.



 Aku sama yeyen



Capek lari-larian. Begitu duduk dan liat ada kamera langsung pada pose.



"Aku punya temaaan.... teman sepermainaaan... Uhuhuh." Maia mode ON.



Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar! Indahnya duniaaaaaaaaa!!!!



Padang edelweis



Foto yang ini dari kamera yang aku bawa. It's too beautiful, isn't it?


Selama satu jam kami menikmati suasana di tegal alun. Berfoto, saling canda, dan lari kesini-kesana. Menyenangkan.

Lalu kami turun dengan perasaan gembira. Masih sama seperti judul keberangkatan kami kemarin. Fun Piknik. Dan 3 hari ini memang luar biasa.

Meskipun mbak widha nggak ikut memburu death forest dan padang edelweis, tapi kami harus berterimakasih. Karenanya, tenda jadi rapi dan semua piring sudah dicuci. Hihihihi. Lain kali ikut naik yuk mbak :)


 Habis dirapiin sama mbak wida, trus kita berantakin lagiii :D wkwkwkwkwk



Ini ceritaku 13-15 April 2012


***

Foto-foto diambil oleh mas ubay. Kamsahamnida mas uuuub :')
Baca Selengkapnya...

Dad! Where are We Going?


Bismillah.


Seniiiiin!!!!!! >,<



Tadi pagi saya berangkat ke kantor pagi banget. Niatnya pengen ngejar kereta ekonomi. Nggak taunya batal berangkat. Yasudah rejekinya saya naik commuter line (CL). Tadi kereta ke arah Depok lumayan penuh. Mungkin karena ekonomi batal berangkat dan CL yang ini agak telat juga datangnya. Pas masuk saya nggak dapet tempat duduk. Trus ada seorang ibu-ibu cantik manggil-manggil saya dari jauh. Ternyata kursi di depannya masih ada yang bisa diduduki. Mefet sih. Tapi, makasih ya ibuuuu, berkat senyumnya ibu mood saya jadi baik dari pagi ^^

-Intro yang aneh. Hahahaha.-


Oiya, saya lagi seneng-senengnya nonton variety show terbaru korea. Judulnya Dad, where are we going? Aaaaa ini unyu banget acaranya. Ceritanya, 5 orang ayah yang piknik sama 5 orang anaknya. Nah, si ayah ini orang-orang populer di korea. Ada yang pemain bola, aktor, penyanyi, dan MC. Yang pasti bikin gemes ya tingkah si anak-anak mereka. Karena masih kecil-kecil banget, jadi menarik deh apa yang mereka lakukan di tempat piknik ataupun pas lagi bareng sama ayah mereka.




Dad! Where are we going?






Nah, kelima pasang ayah dan anak yang ikut di acara ini adalaaah...



Kim Sung Joo (41, MC) dan Kim Min Gook (9)
Min Gook ini dari episode awal sukanya nangis. Soalnya dia dan si ayah sering dapet penginapan yang paling ngenes karena ayahnya kalah games. Tapi makin kesini, Min Gook udah keliatan tanggung jawabnya sama dongsaengnya (anak-anak lain), karena dia yang paling tua umurnya diantara anak yang lain.




Lee Jong Hyuk (39, aktor) dan Lee Jung Su (6)
Jungsu ini paling cute. Karena masih kecil banget, jadi kalau dapat tugas ini itu, dia banyak senyam-senyumnya. Tapi saya heran kadang dia bisa lebih dewasa dari ayahnya. 




Sung Dong Il (46, aktor) dan Sung Joon (7)
Joon ini gedenya bakalan seganteng apa yaaa soalnya dari kecil dia udah ganteeeeng. Meskipun masih kecil, tapi Joon tanggung jawab banget. Awalnya keliatan kalau hubungan ayah-anak yang ini agak kaku, tapi berkat acara ini mereka keliatan kompak dan sayang banget satu sama lain.




Song Jong Gook (34, pemain bola) dan Song Ji Ah (6)
Ini Ji Ah, cewek satu-satunya di acara ini. Dia juga cute banget. Karena Ji Ah satu-satunya cewek, kadang saya nggak tega ngeliat dia jalan jauh-jauh.





Yoon Min So (33, penyanyi) dan Yoon Hoo (7)
Nahhh, kalau yang ini si Hoo. Anaknya aktif banget. Main kesana-kemari loncat sana-sini. Hobinya makan. Pokoknya Hoo nggak bisa diem banget. Hoo ini anak cerdas. Saya suka dibikin heran sama Hoo, kok bisa ya anak sekecil ini bisa dapet kata-kata yang umumnya diucapin sama orang dewasa. Oiya, Hoo ini nggak mau dibilang fatty, tapi dia menyebut dirinya chubby hahaha. He is sooo adorable. Hoo ini suka sama Ji Ah.


Di acara ini, saya juga bisa liat kehidupan rakyat Korea yang sederhana tapi mendamaikan. Homestay tempat mereka piknik bukan hotel atau rumah mewah yang sering ada di drama-drama, tapi perdesaan yang masih asri dan tenang. Pokoknya selain ketawa-ketiwi melihat tingkah anak-ayah ini, ada banyak pelajaran lain yang bisa saya ambil. Daaaan, bagian yang paling bikin ngiler, adalah waktu mereka makan. Yummmy lalala lah pokoknya. Nggak sabar buat nonton episode paling barunya!!!




Ini Hoo
Habis nonton 4 episode, saya sms ke hubby "pengen punya dedek..." hihihi



Yaaa begitulah efek dari acara ini sodara-sodara. Yang udah merit, pasti pengen punya anak selucu mereka ^-^/























gambar dari google ^^
Baca Selengkapnya...

Tidak akan Pernah Cukup



sayangnya, saya tau apa yang kamu lihat dari semua orang. kekurangannya. maka, jangan menyalahkan orang lain ketika kamu tergeragap dengan kenyataan. kamu tidak akan pernah merasa cukup, kawan. tidak akan.















gambar dari sini
Baca Selengkapnya...