a Note on Tea Bag

Teh celup pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Thomas Sullivan, seorang pedagang teh dan kopi asal New York. Karena alasan agar lebih ekonomis, dia mengirim sampel teh dalam kantong sutera kecil dibanding menggunakan kaleng.


Awalnya, pelanggan Thomas merasa aneh dnegan kemasan teh yang dia buat. Mereka langsung memasukkan begitu saja kemasan tersebut ke dalam air panas karena menganggap kemasan ini sama dengan teh yang dimasukkan dalam saringan metal. Setelah beberapa waktu, barulah mereka menyadari bahwa ternyata kemasan tersebut lebih praktis untuk menyeduh teh secara langsung karena tidak perlu memakai saringan untuk membersihkan teko.




Lama-kelamaan permintaan teh sampel dalam kemasan ini semakin banyak. Kemudian Thomas Sullivan mulai menjual tehnya secara komersial mulai tahun 1904 yang popularitasnya sampai ke seluruh dunia.


Namun, di satu sisi Thomas menyadari pula bahwa kamasan ini membawa masalah tersendiri. Kualitas rasa dan aroma teh tidak senikmat jika diseduh dengan cara yang biasa. Teh membutuhkan ruangan untuk mengembang, sehingga bisa mengeluarkan aroma dan rasa yang optimal. Solusinya dengan membuat kemasan lebih besar dan dengan ukuran daun teh yang sangat kecil.


hmmm... tapi tapi tapiiii, sekarang ini ada masalah yang lebih berbahaya daripada rasa dan aroma. Berikut penjelasan Ir. W.P. Winarto, Ketua Yayasan Pengembangan Tanaman Obat Karya Sari.


***

HATI HATI DENGAN TEH CELUP



Buat yang pernah berkunjung ke pabrik kertas/pulp, mungkin tahu bahwa chlorine ini adalah senyawa kimia yang sangat jahat dengan lingkungan dan manusia, khususnya dapat menyerang syaraf.


Dari kejauhan pabrik, mudah dilihat jika ada asap berwarna kuning yang mengepul dari pabrik itu bukan asap biasa, tapi chlorine gas. Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal di atas disamping juga mengakibatkan masalah kehutanan.


Kertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis detergen pencuci pakaian) senyawa chlorine yang kekuatan sangat keras. Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat. Kalau ingin diuji kebenarannya, silahkan coba nanti malam bawa tissue ke Studio East, lihatlah tissue akan mengeluarkan cahaya saat terkena sinar ultraviolet dari lampu disco. Berarti masih mengandung chlorine tinggi.


Kalau di negara maju, produk ini harus melakukan proses neutralization dengan biaya cukup mahal agar terbebas dari chlorine dan dapet label kesehatan. Tissue atau kertas makanan dari negera maju yang dapet label depkesnya tidak bakalan mengeluarkan cahaya tsb saat kena UV. Kertas rokok samimawon, bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar.


Di Indonesia tidak ada yang kontrol, jadi harap berhati-hati. Protect your families!

***


Wah wah, perlu hati-hati ya mulai sekarang. Sebagai saran juga, sebaiknya tidak menyeduh teh celup lebih dari 5 menit. Atau bisa-bisa zat yang berbahaya itu tadi ikut larut dalam teh yang kita buat. Cukup menyeduhnya selama 3 sampai 5 menit. Ini jika kepraktisan masih menjadi yang utama.


Namun jika ingin menikmati teh dengan sehat dan aman, kembali menyeduh daun teh dengan sabar jauh lebih baik. Minum teh sambil sesekali kerepotan karena gigi bertemu dedaunan asik juga. Hehe.. Disaring lah yaaa... ^^b

Baca Selengkapnya...

Realize

Take time to realize
That your warmth is crashing down on in
Take time to realize that I am on your side
Didn't I, didn't I tell you

But I can't spell it out for you
No, it's never gonna be that simple
No, I can't spell it out for you

If you just realize what I just realized
Then we'd be perfect for each other and we'll never find another
Just realize what I just realized
We'd never have to wonder if we missed out on each other now

Take time to realize, oh, oh, I'm on your side
Didn't I, didn't I tell you
Take time to realize, this all can pass you by
Didn't I tell you

But I can't spell it out for you
No, it's never gonna be that simple
No, I can't spell it out for you

If you just realize what I just realized
Then we'd be perfect for each other and we'll never find another
Just realize what I just realized
We'd never have to wonder if we missed out on each other





But, it's not all the same, no, it's never the same
If you don't feel it to, if you meet me half way
If you would meet me half way
It could be the same for you

If you just realize what I just realized
Then we'd be perfect for each other and we'll never find another
Just realize what I just realized
We'd never have to wonder

Just realize what I just realized
If you just realize what I just realized
Ooh, ooh

Missed out on each other now
Missed out on each other now, yeah
Realize, realize, realize, realize



_ __by Colbie Caillat_ _ ___

Baca Selengkapnya...

Asem-Asem, from Maros with Love

Mengertilah, tanganmu tak bisa selalu menggenggam tanganku. Maka tak perlu kau janjikan dirimu untuk selalu ada di saat aku membutuhkan. Aku sudah bilang, tak mengapa. Sama seperti sekarang ini, dimana banyak hal yang ingin sekedar kuceritakan, namun tak pernah sampai ke telingamu. Entahlah. mungkin Maros-Semarang terlalu jauh, atau kita yang sudah terlalu bosan satu sama lain.





Hari ini, saat melewati sebuah tempat makan bapak cina di sudut kota kesayanganmu itu, aku berhenti sejenak. Sengaja mengambil posisi dekat SMA Lolita agar bisa mengabadikan sebuah gambar. “Ah, sebentar saja...”, dalam hati aku bergumam sendiri. Setelah mengambil beberapa foto tempat makan itu, aku terdiam sebentar. Rasanya kaset yang pernah kita buat tiba-tiba terputar tanpa aku sadari. Aku ingat semua makanan yang biasa kamu pesankan untukku. Favoritmu, asem-asem. Sekarang jadi favoritku juga.


Aku menyalakan kembali mesin motor dan memasukkan handphoneku ke dalam tas. Ah, repot sekali pakai tas ‘ibu-ibu’ seperti ini. Aku sudah terlalu tua sampai-sampai mesti menyelaraskan juga model tasku dengan usiaku sekarang. Waktu jalan denganmu dulu, cukup dengan tas selempang yang ku gantungkan sembarangan khas anak-anak SMA. Baiklah, aku harus segera sampai di rumah karena hari mulai gelap. Haih, tidak seharusnya aku pulang sesore ini. Kasian si kecil.


Perlu waktu sepuluh menit meluncur dengan motor matic kesayanganku untuk sampai ke rumah. Semarang. Kota tempat kamu menghabiskan masa kecil, sampai tumbuh dewasa, sekaligus mengantarkanmu bertemu denganku. Kaset yang ada di kepalaku tiba-tiba memutar gambar yang lain. Ke sebuah tempat yang sangat aku kenal. Gedung B lantai tiga sebuah fakultas di UNDIP. Di sana pernah kau nyanyikan sebuah lagu untukku. Sheila on 7...


      Saat perutku mulai buncit
      Yakinlah ku tetap yang terseksi
      Dan tetaplah kau s’lalu menanti
      Nyanyianku di malam hari..


Dan sekotak permen cha-cha warna coklat itu, aku suka sekali. Selalu senyum-senyum sendiri kalau ingat kamu membeli berbungkus-bungkus banyaknya hanya untuk diambil yang warna coklatnya. Belum lagi acara membolos kuliah umum yang dipimpin Pak Habibie, tokoh kesayanganmu, hanya untuk mengantarkan aku pergi mencari kado untuk ibukku di Klaten. Terimakasih. Hari ini aku tersenyum lagi.


Sudah setengah enam sore saat aku sampai di rumah. Ah, aku lupa menjemput si kecil di rumah neneknya. Biar nanti saja, setelah maghrib aku segera kesana. “Letih sekali. Tak tahukah kamu?“, aku bergumam.


Setelah menyelesaikan tiga rekaat dan beberapa lembar surat cinta milik-Nya, aku berbenah diri untuk menjemput si kecil. Di meja sebelah tempat tidurku, aku melihat sebuah bunga. “Ah, salah lihat apa aku ya? Kog ada bunga di situ? “, batinku. Kemudian aku mengambilnya. Hmm, bunga mawar putih. Mirip dengan gaya seseorang yang aku kenal, namun tak mau aku berharap lebih. Ada sebuah memo di sampingnya. Aku tiba-tiba deg-degan.

     To : uminya Nilam


     Sayangku, ngasem-asem yuk?
     Warung Koh Liem ba’da isya


                               With love : seseorang yang ingin selalu menemanimu



Aku berjalan lambat ke ruang tamu. Lalu aku mengambil sebuah benda yang sudah lama tidak aku buka. Aku melihatmu mengenakan setelan jas putih yang sangat rapi. Masih kurus, dan ganteng. Hehe, kalau gantengnya tidak akan pernah berubah. Lalu melihat foto seseorang yang ada di sampingnya. Sangat muda dalam balutan kebaya dengan warna yang sama. Keras kepala, dari dulu sampai sekarang. Hmm, serasi sekali. Sayup terdengar suara adzan isya’ dan segera aku menutup album foto pernikahan kami.


Aku mengenakan baju warna merah maroon, lengkap dengan jilbabnya. Berharap dipuji nanti. Hehe. Aku heran, kenapa tiba-tiba membuat aku bingung seperti ini. Tak ada angin tak ada hujan. Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku sampaikan padamu begitu nanti kita bertemu. Maros. Tempatmu bertugas sejak dua tahun yang lalu. Meninggalkan banyak mengapa dan bagaimana yang tidak bisa aku jelaskan sendiri, sampai sekarang. Pun perbagai masalah yang membuatmu seakan dua kali lebih jauh jaraknya karena komunikasi kita yang semakin tak terjalin. Dan hari ini, mawar putihmu membawaku bermotor sendirian dengan iming-iming asem-asem milik bapak cina.


Ku parkirkan motor tepat di depan warung makan itu. Aku masuk sambil menengok ke kanan dan ke kiri mencari kamu. Lalu pandanganku tertuju pada gadis kecil yang rencananya aku jemput sore ini. Gadisku. Dan aku melihat kamu. Suamiku. Kemudian aku tersenyum kecil. Berjalan ke arahmu sambil membawa sekarung rindu. Sangat berat melewati semua ini tanpamu, mas.


“Assalamu’alaykum...”, aku mencium tanganmu, dan kecupan di kening itu sudah lama sekali aku nanti. Rasa kangen yang menumpuk sekian lama tumpah yang tanpa kusadari juga membuat air bening mataku ikut-ikutan keluar.


“Wa’alaykumussalam... Yuk makan. Si dedek udah laper nih, nungguin uminya dari sore.”


Sekian lama tak bertemu dan kata itu yang kamu ucapkan. Tak apalah. Kamu ada di depanku, bersama si kecil kesayangan kita. Hari ini seperti mimpi, indah sekali. Setelah beberapa saat bercerita tentang keadaan masing-masing, aku mengambil handphone yang ada di tasku. “Lihat deh mas, tadi sore aku mampir ke sini. Ingat kamu. Jahat sekali, hampir saja aku makan asem-asem sendirian”, kataku sambil mencep padamu.


Kamu menghela napas panjang. Sengaja melihat keluar ke arah jalan. Lalu tiba-tiba kamu menggenggam tanganku. Meskipun mata kita bertemu untuk yang kesekian kalinya, aku tahu kali ini kamu lebih serius dari yang tadi. “Aku minta maaf karena meninggalkan kamu dan Nilam sendirian. Jika bukan karena ingin melihat kita lebih bahagia suatu hari nanti, aku tidak akan mau melakukannya. Dan hari ini, aku benar-benar ingin makan asem-asem sama kamu.” Haiih, jadi alasan kamu pulang hanya untuk asem asem ya... Dasar suamiku.


Lalu kamu mengambil sesuatu dati tasmu. Sebuah kotak. Sekotak permen cha-cha. Coklat. Lalu aku mengambilnya. “Do you want to say something?”, tanyaku.


    “Of course. This is your birth day...”

    “Aku sayang kamu... istriku...”

Baca Selengkapnya...

Warung Ayam Unyu Unyu

Saat pertama kali melihat fenomena ini, saya biasa saja. Maklum lah, masih SD. Polos, lugu, lucu, dan menggemaskan. Haha. #lemparpisang


Kog bisa ya anak ayamnya warna-warni begitu? Ayam peliharaan pakdhe dan simbah warnanya kecoklatan. Kadang item malah. Buluk. Tapi yang ini lucu-lucu, mejikuhibiniu.


Waktu dibeliin bapak saya juga cuma ketawa-ketiwi aja. Buat mainan sama adek. Eh, eh,eh, tapi beberapa minggu kemudian mulai habis karena mati satu-satu.






Lama sekali tidak melihat anak-anak ayam ini. Mungkin orang-orang sudah sadar...


Ealaaah. Ternyata saya salah.


Beberapa waktu yang lalu saya melihat anak ayam warna-warni ini di sudut sebuah pasar. Ah. Ternyata orang-orang masih sama edannya dengan saat saya masih kecil. Kalau sampai besar warna ayamnya masih ijo, mungkin banyak di pinggir jalan orang jualan "ayam goreng go green". Kalau yang warnanya ungu, banyak "warung ayam unyu-unyu".


Ckckck... Dasar!!!
Baca Selengkapnya...

I am Afraid

Saat jalan-jalan di rumah seseorang, menemukan tulisan milik Pak William. Bener juga ya... Hmmmh


I am afraid..
you say that you love rain
but you open your umbrella when it rains..
you say that you love the sun
but you find a shadow spot when the sun shines..
you say that you love the wind
but you close your windows when wind blows..
this is what i am afraid...
you say that you love me too....


--William Shakespeare--






















make me believe...
Baca Selengkapnya...

Huntingan Malam ini : Konro Bakar

Hmmh... Malam iniii.. >.<

Sebenarnya dari siang sudah berencana hunting tempat makan aneh sama Putri, Rani, dan Eka. Yaah, tapi jadilah hanya saya dan Eka yang berangkat. Bakmi Golek tempat favorit kami sepertinya sedang agak membosankan.


Akhirnya, kami memutuskan untuk mencoba makanan khas Makassar yang ada di rumah makan Marannu yang terletak di jalan Dewi Sartika. Berbagai menu yang tersedia khas Makassar lhoo, misalnya coto makassar, sop konro, konro bakar, nasi campur khas makassar, dan berbagai kue-kue tersedia disini. Ada es pisang ijo juga :)


Dari bermacam-macam menu tadi, saya pilih konro bakar. Pengen mencoba iga bakar yang kata salah seorang teman rasanya enaak bangeet.


Hasil Huntingan kami ^^


nyammmmm :p


Iga bakar ini disiram dengan bumbu sate. Pertama kali lihat -cukup menggoda- Hehehehee :D
Bumbu yang disiram ke atas konro yang saya nikmati ini rasanya pedas. Bagi yang masih merasa kurang, masih bisa ditambah sendiri dengan sambal yang disediakan.


Selain disajikan dengan nasi putih, konro bakar ini juga dilengkapi dengan kuah, yang kalau saya bilang, mirip dengan kuah coto makassar. Kog malah jadi lebih enak kalau konronya dicampurkan ke dalam kuah tadi ya?!! Wuaaah, mantap daah. Yummyy...




Cobain yaaah... ^^


--mamamia lezatos laaaaah, wkwk--
Baca Selengkapnya...

But with Whom



not where, but with whom


pict: http://rockstartemplate.com/photography/wallpapers/12-most-beautiful-digital-wallpapers/
Baca Selengkapnya...

With Me

....dan saatnya kuberlanjut. menemaninya mengumpulkan kepingan-kepingan yang berserakan. menatanya bersama, hingga habis halaman yang Tuhan sediakan untukku, dan untuknya.


sayangku, bila semuanya akan menjadi masa lalu pada akhirnya, aku bersyukur karena ditambahkan satu hari bertemu denganmu.


pun hanya dengan "Assalaamu'alaikum..."







with me, do not promise

let's walk together...








nb : berkaitan dengan postingan sebelumnya, saya rasa ini juga bermanfaat. paling tidak buat diri saya sendiri. xixixi. halaaaaaaaaaaah!!!!!!!! alasaaaaaaann!!!!!!!!! bilang aja curhatt!!!!! 
-__________-


^.^v
Baca Selengkapnya...

Hmm

Pengen menulis yang lebih bermanfaat. Yang punya awal dan ending yang jelas. Bukan sekedar ngalor ngidul ngetan ngulon g karuan. Yaah, meskipun yang saya punyai baru sekedar curhatan penting g penting seperti sekarang ini. Tapi saya benar-benar pengen bisa bikin tulisan yang bermanfaat.


Huhuhuuhuuu... Lagi labil tingkat tinggi gara-gara membaca sebuah blog. Terlalu bersemangat. Terlalu mencintai tulisan. Halaaah. Bilang saja sedang iri, Nob. Haiiish. Sayangnya iya :(


Oke. Let's start it. I have to focus and begin to determine my own direction. Oooohhh... Might be a little difficult. Eh, will be difficult ding. But it doesn't mean I can't do it. >.< >.<




Okeoke. Meskipun akan masih akan banyak tulisan berbau nyleneh dan hobby curhat saya yang tak terhindarkan, harus benar-benar ada penyeimbang yang tepat, berbobot, dan layak dibaca.

Halaaaaaah. Yen ngene iki mesti lagi galau tingkat tinggi. Wououoooo...


Bismillah. Meluruskan niat :)
Baca Selengkapnya...

Ayam Asam Manis

Ayam Asam Manis ^^


Bahan:

~ daging ayam fillet
~ 1 butir telur ayam
~ 1 sdm garam
~ 1/2 sdt merica
~ 1/2 sdt kaldu ayam bubuk
~ 100 gr tepung terigu
~ 250 cc air
~ 1/4 buah nanas yang sudah dipotong
~ 1/2 bawang bombay yang sudah dipotong
~ 1 buah paprika
~ 1/2 sdm minyak goreng untuk menumis
~ 4 sdm saus tomat
~ 2 sdm gula pasir
~ 1 sdt tepung maizena
~ 1 sdm kecap asin sachet
~ 3 siung bawang putih tang sudah diiris halus


Cara membuat:

1. potong tipis daging ayam, taburkan lada dan sedikit garam diatasnya.
2. campurkan dengan telur ayam, aduk rata.
3. Gulungkan potongan ayam yang sudah dicampur dengan telur tadi ke dalam tepung terigu.
4. Goreng lalu sisihkan.
5. tumis bawang putih sampai harum, masukkan bawang bombay, paprika, dan nanas,
masak hingga layu.
6. masukkan saus tomat, gula pasir, kaldu bubuk, kecap asin, dan air.
7. kentalkan dengan memasukkan kepung kanji yang sudah dicairkan dengan sedikit air.
8. masukkan ayam yang sudah digoreng.
9. aduk sebentar sampai saus merata.
10. angkat dan sajikan.


Tips:


Hati-hati saat memasukkan tepung kanji yang sudah dicairkan. lebih baik dimasukkan sedikit demi sedikit menggunakan sendok agar saus yang dibuat tidak terlalu kental.




selamat mencoba ^^
Baca Selengkapnya...